BERITA

Akan Lahiran, Aprilia Ditinggal Suami Tugas ke Perbatasan

"Ia berharap, suaminya bisa pulang dengan selamat, meski sang suami akan pergi kembali ke Libanon usai tugas di perbatasan."

Akan Lahiran, Aprilia Ditinggal Suami Tugas ke Perbatasan
Pratu Heriantono mencium perut istrinya yang sedang hamil 8 bulan. Pratu Heriantono merupakan 1 dari 360 anggota TNI AD yang akan ditugaskan ke Perbatasan RI – Timor Leste. (Foto : KBR/ Edho Sinaga)

KBR, Pontianak - Aprilia, guru honorer di salah satu SD  Kecamatan Ambawang, Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat, pasrah melepas kepergian suaminya bertugas ke perbatasan Indonesia–Timor Leste di Nusa Tenggara Timur.  Aprilia merupakan istri dari prajurit TNI Heriantono, berpangkat prajurit satu (Pratu). Prajurit TNI Angkatan Darat ini merupakan 1 dari 360 Prajurit Yonif Raider 641  yang berangkat ke Perbatasan Indonesia–Timor Leste di Nusa Tenggara Timur, menggunakaan KRI Teluk Bone 511, Rabu (08/06). 

Ditemui KBR di Pelabuhan Dwikora Pontianak, Aprilia terlihat gusar dan hanya bersandar di peti kemas yang ada di komplek pelabuhan, sembari mengusapkan kedua tangan di perutnya dengan usia kandungan 8 bulan itu. Ia menunggu suaminya, turun dari atas kapal untuk berpamitan dan memberikan doa. Pratu Heriantono, pada saat itu masih diberikan pembekalan oleh Kasdam 12 Tanjungpura, di atas kapal yang akan ditumpangi. 

Kurang lebih 1 jam, yang ditunggu pun tiba. Heriantono akhirnya turun dari atas kapal, dan menghampiri istrinya. Mimik wajah Prajurit TNI inipun mulai berkerut,  terlihat sedih. Sesekali tangan Heriantono terlihat mengelus perut istrinya. Tak kuasa menahan haru, Ia kemudian mencium perut sang istri. Doa bagi anak pertama dalam kandungan istrinya itupun dipanjatkan oleh prajurit ini. Sembari berbincang dengan suami, Aprilia pun langsung mengutarakan jika ia sudah biasa ditinggal suami dari sejak masa perkenalan hingga menikah. 

“Ya jadi istri tentara itu harus strong, harus kuat, ya kalo tidak kuat, dikuat–kuatkan. Saya sudah pasrah, sudah biasa ditinggal. Sejak pacaran, sampai menikah sudah ditinggal ke Kapuas Hulu, kemudian ke Singkawang, nah ini 9 bulan ke perbatasan Timor Leste, yah dikuat–kuatinlah,” ujar Aprilia kepada KBR, Rabu (08/06). 

Aprilia ternyata tidak sendiri , masih ada keluarga lain yang ditinggalkan dalam bertugas ke perbatasan ini. Kepala Staff Kodam 12 Tanjungpura, Brigjen TNI Ahmad Supryadi menyebut, sebanyak 360 prajurit Raider diberangkatkan, dengan misi mempertahankan kedaulatan NKRI di perbatasan Indonesia–Timor Leste. Namun misi ini bukan hanya itu, para prajurit juga nanti ditugaskan untuk mencegah masuknya narkoba, bahkan menjadi guru bantu di setiap desa yang menjadi pos sebaran prajurit ini.  

“Kekuatan 641 ini sejumlah 360 personel. Ditugaskan selama 9 bulan di daerah operasi. Tugas pokoknya adalah menjaga kedaulatan NKRI di Perbatasan RI–RDTL. Tugas lain adalah mencegah terjadinya berbagai macam tindakan ilegal, utamanya narkoba, BBM, dan penyelundupan, kemudian melaksanakan pembinaan wilayah pertahanan. Ditugaskan pula sebagai guru bantu, kesehatan dan lainnya, untuk masyarakat yang masih kurang di sana. Batalyon di sana sudah selesai makanya digantikan. Kondisi di sana aman dan terkendali. Untuk wilayah yang akan dijaga oleh 641 ini, seluruh wilayahnya sudah tidak ada daerah yang sengketa," kata Ahmad Supriyadi. 

Ahmad menambahkan, prajurit TNI yang diberangkatkan ini akan berjaga di Mota Ain dan Mota Masin, di bagian selatan perbatasan yang tidak ada sengketa wilayah dengan negara tetangga. Namun, situasi politik di Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) ini lebih fluktuatif, dan rawan akan Konflik. Sehingga , pemusatan penjagaan dibutuhkan agar masyarakat di kawasan perbatasan Indonesia bisa lebih aman. 

“Kalau disana relatif sangat tergantung pada situasi politik di RDTL. Kalau di sini dengan Malaysia, lebih bagus suasana politiknya, sedangkan RDTL lebih fluktuatif. Perbatasan itu menjadi pintu masuk barang ilegal untuk itu dijaga.  Kapal ini akan tiba tanggal 21 juni, karena harus singgah dulu di Jakarta dan Surabaya. Nanti totalnya ada 700 prajurit," jelasnya. 

Kembali ke Aprilia. Ia berharap, suaminya bisa pulang dengan selamat, meski sang suami akan pergi kembali ke Libanon usai tugas di perbatasan. 

“Ya terserahlah mau lahiran di mana, ya sekeluarnya nanti di mana, saya sudah pasrah, sudah biasa kok ditinggal,” kata Aprilia disertai tawa.

Editor: Sasmito 

  • prajurit TNI
  • wilayah perbatasan
  • RI-Timor Leste

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!