BERITA

Hingga 2 Juli, Tiket Kapal Pelni Pelabuhan Dwikora Pontianak Ludes

"KM Lawit yang berlayar menuju Semarang mengangkut 1594 penumpang. Sedangkan biasanya kapal ini hanya mengangkut 600-700 orang"

 Hingga 2 Juli, Tiket Kapal Pelni Pelabuhan Dwikora Pontianak Ludes
Pemudik berdesakan untuk menaiki kapal di Pelabuhan Dwikora Pontianak, Rabu, 29 Juni 2016 . ( Foto : KBR/Edho Sinaga).

KBR, Pontianak - Jumlah penumpang arus mudik H-7 Lebaran di Pelabuhan Dwikora, Pontianak mulai meningkat.  Sejumlah penumpang yang akan menuju ke Jawa melalui Semarang dan Surabaya ataupun Jakarta, tampak berdesakan saat akan menaiki kapal milik PT. Pelni. Kepala Cabang Pelni Pontianak, Firdaus mengatakan lonjakan penumpang sudah terlihat sejak  Senin, 20 Juni lalu.

Untuk tujuan Pontianak, Pelni hanya punya 2 kapal, yakni KM Lawit dan KM Bukit Raya. Hanya tiket kapal laut penumpang ini sudah habis hingga Sabtu, 2 Juli nanti. "Kita sediakan dua kapal saja, namun kalau ada permintaan penambahan kapal, akan dilihat sesuai jumlah penumpang. Namun yang pasti kita tidak bisa over kapasitas lagi seperti dulu,” ujar Firdaus kepada KBR, Rabu (29/06/2016).

Firdaus menjelaskan, KM Lawit yang berlayar menuju Semarang mengangkut 1594 penumpang. Sedangkan biasanya kapal ini hanya mengangkut 600-700 orang. Sementara KM Bukit Raya tujuan Surabaya akan mengangkut pemudik lebih dari 1.300 penumpang. “Sekarang ini sudah sesuai kapasitas kapal yakni 1642. Nanti besok ada Bukit Raya, sampai tanggal 1-2 Juni," jelasnya.

Jumlah pemudik tahun ini, menurut Firdaus, terbilang tinggi. Kata dia, kesiapan PT Pelni sudah optimal dalam menghadapi arus mudik dan balik, seperti mengecek rutin kondisi kapal, membuka posko bersama untuk informasi kapal, juga membuat posko kesehatan. 


Editor: Damar Fery Ardiyan

  • mudik 2016
  • kapal
  • PT Pelni

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!