BERITA

Umat Buddha Surabaya Sesalkan Konflik di Myanmar

"Aksi kekerasan dan konflik di Myanmar yang melibatkan etnis Rohingya, disayangkan oleh umat Buddha di Surabaya. "

Petrus Riski

Bikku dan Biksuni memimpin doa bersama dalam Vesak  Vestival 2015, memohon perdamaian di Indonesia.
Bikku dan Biksuni memimpin doa bersama dalam Vesak Vestival 2015, memohon perdamaian di Indonesia. Foto: KBR/Petrus Riski

KBR, Surabaya - Umat Buddha di Surabaya menyayangkan aksi kekerasan dan konflik di Myanmar yang melibatkan etnis Rohingya. Menurut Bikku Viriyadharo Mahatera dari Sangha Teravada Indonesia, tindak kekerasan dalam bentuk apapun tidak dapat dibenarkan, termasuk yang menimpa masyarakat etnis Rohingya.

“Kalau Bikku melakukan salah satu bentuk pelanggaran aturan itu harus keluar dari Bikku. Makanya kalau terjadi seperti saat ini tidak sesuai, itu bukan aturan ajaran Buddha, ajaran Buddha ajaran cinta kasih,” ujar Bikku Viriyadharo, Rabu (3/6/2015)


Pada momentum hari raya Waisak, Bikku Viriyadharo Mahatera mengajak seluruh umat Buddha untuk terus mengamalkan ajaran cinta kasih Buddha terhadap sesama manusia, tanpa memandang latar belakang suku, ras maupun agama seseorang.

Sementara itu Billy Lukito, generasi muda dari Buddhist Education Center (BEC) Surabaya mengatakan, konflik kemanusiaan di Myanmar yang berakibat pada terusirnya masyarakat etnis Rohingya, merupakan peristiwa yang tidak dapat dibenarkan dalam ajaran apapun. Billy menegaskan tidak ada ajaran Buddha yang membenarkan aksi kekerasan dalam bentuk apapun, sehingga keberadaan masyarakat etnis Rohingya yang menjadi pengungsi di Indonesia patut mendapat dukungan dari umat Buddha di Indonesia.

Editor: Malika

 

  • buddha
  • konflik myanmar
  • hari raya waisak
  • ajaran budha
  • Toleransi

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!