BERITA

Tinggi, Angka Kekerasan Pada Anak di Bondowoso

"Kebanyakan kasus yang menimpa anak di Bondowoso berupa kekerasan seksual."

Friska Kalia

Tinggi, Angka Kekerasan Pada Anak di Bondowoso
Ilustrasi kekerasan anak. Foto: Antara

KBR, Bondowoso – Angka kekerasan pada anak di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, tinggi. 

Kapolres Bondowoso Djadjuli mengatakan, dari laporan yang diterima Polres Bondowoso, mayoritas kasus yang menimpa anak di Bondowoso berupa kekerasan seksual. Selain itu ada pula kasus kekerasan fisik dan penelantaran anak.

“Angkanya di Bondowoso memang lumayan tinggi. Mayoritas kasusnya pelecehan atau kekerasan seksual,” kata Djadjuli saat ditemui KBR, Senin (15/6/2015).

Berdasarkan data dari Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Bondowoso, angka kekerasan pada anak tahun ini meningkat signifikan dibanding tahun lalu. Untuk tahun 2014 Polres mencatat terjadi 14 kasus kekerasan pada anak. Sementara tahun ini, hingga bulan Mei saja, laporan kekerasan pada anak sudah mencapai 11 kasus.

Dari data itu pula terungkap sebagian besar anak yang mengalami kekerasan masih berada pada usia dini antara 8 – 15 tahun. Padahal, Kabupaten Bondowoso sendiri merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Timur yang tengah berupaya untuk mendapatkan predikat sebagai kabupaten layak anak.

Untuk mencegah terjadinya kasus kekerasan pada anak, Kepolisian sudah menginstruksikan kepada Binmas di setiap desa untuk melakukan pendekatan kepada masyarakat agar tidak melakukan kekerasan pada anak. Selain itu, pihaknya juga rajin melakukan sosialisasi ke sekolah – sekolah untuk memantau langsung perkembangan anak.

Kapolres juga berharap peran serta dari masyarakat luas untuk segera melaporkan kepada Polsek terdekat manakala mengetahui ada anak yang mendapatkan perlakuan kasar di lingkungan sekitarnya.  


Editor: Citra Dyah Prastuti 

  • kekerasan
  • anak
  • tinggi
  • bondowoso

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!