BERITA

Polda Kaltim Masih terus Melakukan Pencarian Korban Hilang

"Sebelumnya Basarnas Kalimantan Timur telah mengerahkan seluruh armada, termasuk helikopter untuk menyisir dan mencari korban hilang di lokasi tenggelamnya kapal motor Titian Mubah. "

Polda Kaltim Masih terus Melakukan Pencarian Korban Hilang
Ilustrasi Tim Basarnas melakukan evakuasi korban kapal tenggelam di laut. Foto: Antara

KBR, Balikpapan – Proses pencarian korban tenggelamnya Kapal Motor Titian Muhibah pada awal Juni lalu di Perairan Selat Makassar masih dilakukan. Direktur Polisi Air Polda Kalimantan Timur, Yasin Kosasih mengaku terus berkoordinasi dengan berbagai pihak. Semisal Basarnas Kalimantan Timur dan Basarnas Sulawesi.

Selain itu, koordinasi dengan kepolisian Sulawesi Selatan dan Barat juga dilakukan untuk memperbarui data korban hilang. Berdasarkan data sementara dari BPBD Kota Bontang, Kalimantan Timur menyebutkan korban yang hilang mencapai 31 orang.

“Karena ini pemberangkatan awal dari Bontang, kami selalu koordinasi dengan Polres Bontang, untuk mencari saksi korban lain, untuk mendata kembali. Karna di sanalah titik keberangkatn dan kami juga koordinasi dengan Basarnas Kalimantan Timur dan Sulawesi dan Sulawesi untuk melakukan pencarian,” kata Yasin Kosasih, Senin (22/6/2015).


Sebelumnya Basarnas Kalimantan Timur telah mengerahkan seluruh armada, termasuk helikopter untuk menyisir dan mencari korban hilang di lokasi tenggelamnya Kapal Motor Titian Mubah. Hanya saja, pencarian itu hingga kini belum membuahkan hasil.

Meski begitu, timnya akan melanjutkan misi pencarian tersebut. Kapal kayu Titian Muhibah diperkirakan tenggelam di sekitar 50 mil dari Kota Bontang dan 80 mil dari Kabupaten Mamuju.


Editor: Sasmito Madrim

  • Kapal Motor Titian
  • Kapal Tenggelam
  • Korban Tenggelam
  • Korban KM Titian
  • Perairan Selat Makasar

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!