BERITA
Marak Kasus Penyerangan, BKSDA NTT Teliti Populasi Buaya
" Koordinator Riset dan Pengembangan Satwa BKSDA NTT Dadang Suryana mengatakan penelitian itu untuk mengetahui populasi buaya di Kupang."
Silver Sega
KBR, NTT - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Nusa Tenggara Timur
bekerjasama dengan Balai penelitan dan pengembangan atau Balitbang
Kehutanan NTT akan meneliti populasi buaya di
Kupang. Koordinator Riset dan Pengembangan Satwa BKSDA NTT, Dadang
Suryana mengatakan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jumlah persis buaya yang kerap menyerang warga saat berada di pantai tersebut.
"Kita belum
mengetahui pasti berapa jumlah semuanya buaya itu di alam. Dalam
beberapa kali pertemuan ketika petugas patroli dalam waktu bersamaan
kita menemukan, satu muncul di Manikin, dalam waktu yang sama di
Lasiana. Kemungkinan lebih dari satu ekor gitu kan," kata
Dadang Suryana di Kupang, Kamis (18/6/2015).
Dadang Suryana menambahkan, BKSDA NTT pada Sabtu (13 Juni 2015) menangkap seekor buaya sepanjang 389 cm di muara Pantai Manikin, Kelurahan Tarus, Kabupaten Kupang. Buaya ini ditangkap karena diduga sering menyerang warga di Pantai Manikin maupun Lasiana. "Kita tidak pernah mengembalikan ke alam. Untuk sementara buaya ini kita akan tampung di penampungan sementara. Kita akan gabung dengan rekannya satu ekor di Camplong," ujarnya.
Pada 10 Mei lalu,
Filipe De Araujo warga Desa Tuapukan Kecamatan kupang Timur Kabupaten
Kupang tewas dimangsa buaya. Arujo adalah korban ke-6 dalam enam tahun
terakhir di Kupang. Tahun 2014, Thobias Anias Selu, mahasiswa Fakultas
Teknik Universitas Nusa Cendana Kupang, dan Yesly Lole, murid kelas V
SD Inpres Onansila Semau dimangsa buaya.
Sedangan pada 2013, Sam Ledo warga
Kelurahan Merdeka Kupang Timur dan Amarshing, warga Kelurahan Solor,
Kota Kupang jadi korban keganasan buaya. "Masyarakat mungkin kami ingatkan untuk tetap waspada," pungkasnya.
- Populasi Buaya
- BKSDA NTT
- Balitbang Kehutanan NTT
- buaya serang warga
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!