BERITA

Kecamatan Patimuan, Cilacap, Paling Rawan Krisis Air Bersih

"Tiap tahun, kecamatan ini menjadi kecamatan paling cepat yang mengalami krisis air bersih."

Muhamad Ridlo Susanto

Kecamatan Patimuan, Cilacap, Paling Rawan Krisis Air Bersih
ilustrasi air bersih. Foto: Antara

KBR, Cilacap – Kecamatan Patimuan yang terdiri dari tujuh desa menjadi wilayah paling rawan krisis air bersih di Cilacap. Tiap tahun, kecamatan ini menjadi kecamatan paling cepat yang mengalami krisis air bersih.

Kepala UPT Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) wilayah 5 Sidareja, Agus Sudaryanto mengatakan, krisis air bersih di Patimuan disebabkan kondisi geografisnya. Patimuan hanya memiliki ketinggian rata-rata 0 hingga 5 meter di atas permukaan laut sehingga terpengaruh pasang surut air laut.

Sebagian besar air tanah di Patimuan adalah air payau dan mengandung timbra. Akibatnya air sumur warga pada awal musim kemarau tidak bisa diminum.

"Yang jelas Patimuan kecamatan paling rawan. Disusul kemudian oleh Bantarsari. Ya memang karena airnya payau, jadi rawan krisis air bersih. Bukan karena krisis air tapi krisis air bersih. Kita sudah koordinasi dengan Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil III) untuk droping air bersih. Berapa pun permintaan kita siap. Biasanya kita siapkan sampai 1000 tangki dari Bakorwil, belum yang disiapkan oleh BPBD dan PMI," kata Agus (8/6/2015).

Agus Sudaryanto menjelaskan di Kecamatan Patimuan sebenarnya sudah ada jalur air bersih dari PDAM. Namun airnya tidak mengalir sampai wilayah-wilayah rawan krisis air bersih.

Ias menambahkan, BPBD mendapat informasi bahwa wilayah Patimuan sudah mendapat air bersih dari Palang Merah Indonesia (PMI) Cilacap.

BPBD Cilacap sendiri menyiapkan 200 tangki air bersih ditambah cadangan 1000 tangki dari Bakorwil III Jawa Tengah. Di Kabupaten Cilacap, terdapat 77 desa di 13 Kecamatan yang menjadi langganan krisis air bersih tiap tahun. Begitu ada permintaan dari warga, kata dia, BPBD akan segera mengirim.

Editor: Quinawaty Pasaribu

 

  • Cilacap
  • Krisis
  • Air
  • Bersih
  • BPBD
  • krisis air bersih

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!