BERITA

Jelang Ramadhan, PMI Trenggalek Waspadai Ancaman Krisis Stok Darah

"Pada kondisi normal, stok darah PMI mencapai 600 kantong per bulan, namun saat memasuki bulan puasa, turun menjadi 150 kantong. "

Adhar Muttaqin

Jelang Ramadhan, PMI Trenggalek Waspadai Ancaman Krisis Stok Darah
Petugas PMI Trenggalek periksa darah. (Foto: Adhar Muttaqin, KBR)

KBR, Trenggalek- Stok darah di Trenggalek, Jawa Timur, diprediksi mengalami penurunan hingga 75 persen selama bulan puasa. Pada kondisi normal, stok darah PMI mencapai 600 kantong per bulan, namun saat memasuki bulan puasa, turun menjadi 150 kantong.

Kepala Unit Donor Darah PMI Trenggalek, Tri Siswo Juwono mengatakan, untuk mengantisipasi krisis stok darah tersebut, pihaknya menggelar aksi donor darah massal di sejumlah instansi pemerintah dan swasta. Cara ini, menurutnya cukup efektif. Terbukti hingga hari ini PMI Trenggalek berhasil mengumpulkan 300 lebih kantong darah. Sedangkan kebutuhan kantong darah per harinya mencapai 20 kantong.


"Khusus Bulan Ramadhan, karena biasanya jumlah pendonornya berkurang, maka kami berusaha menyediakan stok yang cukup sebelum Ramadhan. Disamping itu nanti juga akan ada donor darah pada malam hari," katanya kepada KBR, Jum'at (12/6/2015).


Tri Siswo Juwono menargetkan, pada saat memasuki bulan puasa, jumlah stok darah di PMI Trenggalek bisa mendekati 600 kantong, sehingga aman untuk memenuhi kebutuhan selama satu bulan.


Selain itu, untuk menambah ketersediaan darah pada saat bulan Ramadhan, PMI juga akan menggelar aksi donor darah massal yang dilakukan pada malam hari atau setelah sholat tarawih. PMI Trenggalek optimistis selama bulan suci ramadhan tahun ini, pihaknya tidak akan mengalami krisis darah.


Editor: Sindu Dharmawan 

  • PMI Trenggalek
  • donor darah
  • stok darah
  • krisis darah
  • PMI

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!