Bagikan:

Jelang Ramadhan, Penghayat Kepercayaan di Cilacap Gelar Ritual Punggahan

Ritual punggahan adalah ritual tahunan yang jatuh pada Jumat besar terakhir sebelum masuk Bulan Ramadhan.

BERITA | NUSANTARA

Kamis, 11 Jun 2015 11:56 WIB

Jelang Ramadhan, Penghayat Kepercayaan di Cilacap Gelar Ritual Punggahan

Para pembawa sangu (barang) ritual punggahan beristirahat di kompleks Pasar Kesugihan Cilacap. Foto: Muhamad Ridlo KBR

KBR, Cilacap – Jelang Ramadhan ribuan penghayat kepercayaan dan penganut agama lokal di Cilacap, Jawa Tengah, menggelar ritual punggahan. Ritual punggahan adalah ritual tahunan yang jatuh pada Jumat besar terakhir sebelum masuk bulan Ramadhan. Penghayat kepercayaan dari Adipala, Kroya dan Cilacap Selatan berjalan sekira 40 kilometer ke makam leluhur di Bonokeling Kecamatan Jatilawang Kabupaten Banyumas.

Pemangku adat Paguyuban Resik Kubur Rasa Sejati (PRKRS), Perna Gupala mengatakan, ritual punggahan digelar mulai ratusan tahun lalu. PRKS sendiri berdiri pada tahun 1773. Ritual dimulai dengan pemberangkatan dari Pasemuan (tempat ibadah) masing-masing kelompok. Kemudian penghayat berjalan sekira 40 kilometer ke Cagar Budaya Bonokeling.

"Para anak putu ziarah makam cikal bakal. Cikal bakal itu ya leluhur. Lalu nanti diteruskan dengan ritual resik kubur (bersih-bersih) di leluhur orang tua masing-masing. Nanti sore setelah selesai bertemu di pasemuan (bonokeling). Semuanya kumpul. Acara ritual  anak putu (penghayat) dipimpin oleh kyai kunci. Jadi semua anak putu selalu mengikuti kyaai kunci," kata Perna Gupala, Kamis (11/6/2015).

Pemangku Adat, Perna Gupala menjelaskan Kyai Bonokeling adalah leluhur yang menurunkan sejumlah percabangan kelompok penghayat adat tradisi di Cilacap. Kyai Bonokeling memiliki putra menantu bernama Mbah Ronggo yang menurunkan beberapa putra sehingga melahirkan sejumlah cabang keluarga. Antara lain, kelompok Kalikudi, Adiraja, Daun Lumbung, dan Pakuncen Kroya.

Perna Gupala menambahkan, ritual punggahan dimulai pada Rabu dengan acara persiapan, Kamis perjalanan ke Bonokeling, Jumat pagi hingga malam ritual bekten dan muji. Ritual berakhir pada Sabtu pagi saat para penghayat berjalan pulang ke Cilacap.

Editor: Quinawaty Pasaribu

 

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

BERITA LAINNYA - NUSANTARA

Kabar Baru Jam 7

Badai PHK dan Tingginya Pengangguran

Kabar Baru Jam 8

Kabar Baru Jam 10

Desakan Bikin Layanan Konsultasi Psikologi di Kampus

Most Popular / Trending