BERITA

HNSI Cilacap: Sejak Tahun 2000, Ada 12 Insiden Minyak Tumpah

HNSI Cilacap: Sejak Tahun 2000, Ada 12 Insiden Minyak Tumpah

KBR, Cilacap – Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Cilacap, Jawa Tengah mencatat sejak tahun 2000 terjadi 12 kali insiden minyak tumpah Pertamina Refinery Unit (RU) IV Cilacap ke laut.

Ketua Dewan Pengurus Cabang HNSI Cilacap, Indon Cahyono mengatakan tumpahan minyak yang terjadi 20 Mei 2015 lalu adalah salah satu yang terparah. Minyak mentah akibat kebocoran pipa instalasi Single Point Mooring (SPM) atau sarana bongkar muat minyak mentah dari kapal tanker ke daratan ini menyebabkan Pantai Teluk Penyu Cilacap dibanjiri minyak setebal antara 10 hingga 15 centimeter radius 3 kilometer.

"Selama ini dalam catatan yang ada di HNSI Cilacap sejak tahun 2000 sudah terjadi 12 kali tumpahan minyak dengan skala besar dan kecil. Supaya tidak sering terjadi kan harus ada peningkatan penanggulangan pencemaran. Mungkin peningkatan kinerja, artinya dari sisi sumberdaya manusia di Pertamina profesionalismenya harus ditingkatkan. Mungkin kualitas peralatan dan fasilitasnya, mungkin dari sisi tekniknya," kata Indon (1/6/2015).

Indon Cahyono menambahkan insiden minyak tumpah terdekat sebelumnya terjadi pada 2011 dan 2010. Tahun 2011, kapal tanker mengalami kebocoran pada pipa lambung kapal. Menurut Indon, kecelakaan kerja berupa bocornya minyak tidak selalu disebabkan faktor alam. Pada insiden tumpahan minyak 20 Mei 2015 lalu, laut sedang tenang dan cuaca kondusif. Ia meminta agar Pertamina membaharui fasilitas, meningkatkan keahlian karyawan Pertamina dan meningkatkan teknologi supaya insiden tumpahnya minyak bisa dihindari.

Minyak tumpah, menurut Indon, sangat berpengaruh terhadap pendapatan nelayan. Sumberdaya ikan, udang dan kepiting di kawasan tangkapan nelayan Cilacap jadi semakin minim. Sebab, terumbu karang rusak lantaran terpapar kotoran minyak.

Editor: Dimas Rizky

  • Tumpahan Minyak
  • Cilacap
  • Pertamina
  • Pantai Teluk Penyu

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!