NUSANTARA

Tolak Pabrik Semen, Warga Rembang Dapat Dukungan Ormas Jawa Barat

"KBR, Bandung - Perhimpunan organisasi masyarakat sipil Jawa Barat melakukan aksi solidaritas penolakan pembangunan mega proyek tambang Semen Indonesia Group di Desa Gunung Kendeng, Rembang Jawa Barat. Juru bicara Perhimpunan Che Udud mengatan warga Jawa "

Ilustrasi. (KBR/Wydia)
Ilustrasi. (KBR/Wydia)

KBR, Bandung - Perhimpunan organisasi masyarakat sipil Jawa Barat melakukan aksi solidaritas menolak pembangunan megaproyek tambang Semen Indonesia Group di Desa Gunung Kendeng, Rembang Jawa Tengah.

Juru bicara Perhimpunan Che Udud mengatan warga Jawa Barat menentang tindakan kekerasan aparat keamanan terhadap ratusan warga yang melakukan penolakan.

Che Udud menyebut penanganan aparat keamanan terhadap warga memprihatinkan. Apalagi aparat dikabarkan menutup jalur suplai makanan terhadap pengunjuk rasa di Rembang. Selain itu, pasokan listrik ke rumah para pengunjuk rasa dihentikan.

"Nah kita di Bandung merasa kejadiannya. Itu kan sama-sama mengalami kekerasan fisik dari polisi, aparat negara. Di Bandung kan ada juga keterkaitan dengan adanya jam malam. Kaitannya itu sama-sama terjadi kekerasan oleh polisi dan negara. Itu juga tindak fasisme yang dilakukan oleh negara. Ada kesamaan kasus lah seenggaknya," ujarnya di Taman Cikapayang, jalan Ir. Djuanda, Bandung (20/6).

Perhimpunan Organisasi Masyarakat Sipil Jawa Barat yang terdiri dari Liga Pemuda Bandung, Walhi, LBH, FKMA, FMN, PPMP, Kumandang, Kamayasa, Foros Banten dan Propagansi. Mereka menuding pembangunan tambang PT Semen Indonesia senilai lebih dari Rp4 triliun di Rembang merupakan kejahatan kemanusiaan yang dilakukan secara sistematik.

Perhimpunan ormas di Jawa Barat menilai ada pelanggaran hukum terhadap penggunaan kawasan cekungan air tanah Watuputih oleh PT Semen Indonesia. Apalagi kawasan itu telah ditetapkan sebagai kawasan lindung geologi.

Kawasan itu memiliki 109 mata air, 49 gua dan empat sungai bawah tanah. Selain itu di daerah tersebut masih terdapat sejumlah fosil yang menempel pada dinding gua yang wajib dilestarikan.

Aksi penolakan warga Rembang pekan ini diwarnai kekerasan aparat. Kesaksian warga menyebutkan salah satu praktik kekerasan adalah tindakan aparat melempar dua orang ibu peserta demonstran ke lubang galian hingga luka.

Editor: Agus Luqman

  • Rembang
  • Jawa Tengah
  • Jawa Barat
  • Semen
  • aparat

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!