NUSANTARA

Sultan Yogya Minta Warganya Tingkatkan Toleransi

Sultan Yogya Minta Warganya Tingkatkan Toleransi

KBR, Jakarta - Raja Sri Sultan Hamengkubuwono X menyerukan Warga asli Provinsi Yogyakarta menerima dan menghormati setiap pendatang dari semua golongan. Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta itu mengatakan tidak bisa melarang perpindahan warga dari daerah lain ke daerahnya.

Oleh karena itu, ia meminta semua warganya untuk menumbuhkan toleransi. Hal tersebut dibutuhkan untuk menghindari bentrok antar golongan seperti penyerangan jemaat Katolik akhir Mei lalu.

"Masa saya mengatakan tidak boleh pendatang datang. Kan juga enggah toh. Yang penting bagaimana Masyarakat Yogya itu tidak senang dengan kekerasan. Ya saya mohon masyarakat-masyarakat lain yang jadi warga Yogya menghormati itu. Karena kekeran bagi saya, kekerasan fisik itu bukan peradaban yang baik," ujar Sri Sultan di Sentul, Bogor (3/6).

Pernyataan ini dikeluarkan lantaran kejadian 29 Mei lalu. Sekolompok pria berbaju gamis menyerang Jemaat Santo Agung Gereja Banteng, Nganglik, Sleman, Yogyakarta. Penyerangan tersebut terjadi saat jemaat beribadah di rumah Direktur Galang Press, Julius Felicianus di Desa Sukoharjo sekitar pukul 20.00 WIB.

Mereka dipukuli pakai benda tumpul seperti besi. Akibatnya sejumlah Jemaat terluka. Seperti tulang punggung Julius yang didiagnosa patah. Sri Sultan sendiri sudah meminta pelaku penyerangan dihukum.

Editor: Pebriansyah Ariefana

  • sultan
  • yogya
  • toleransi
  • Toleransi
  • petatoleransi_34Daerah Istimewa Yogyakarta_biru

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!