NUSANTARA

Gepeng Bikin Pusing Pemkab Bondowoso

Gepeng Bikin Pusing Pemkab Bondowoso

KBR, Bondowoso – Dua pekan jelang datangnya bulan Ramadan, gelandangan, pengemis dan pengamen mulai banyak terlihat di Bondowoso, Jawa Timur.

Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial, Dinas Sosial Bondowoso, Rusdiningsih Utami mengatakan, kondisi seperti ini berulang setiap tahun.  Menurutnya, kebanyakan gelandangan dan pengemis (gepeng) yang muncul berasal dari luar kota Bondowoso.

Karenanya, kata Utami, pihaknya akan  merazia para gepeng dan pengamen  itu.

“Jelang ramadhan ini kita akan melakukan razia bekerja sama dengan Satpol PP dan Kepolisian. Nanti kita akan pulangkan ke tempat asalnya. Kebanyakan mereka dari luar kota seperti Besuki, Situbondo, Jember,” kata Rusdiningsih Utami saat ditemui KBR di Kantor Dinas Sosial, Kamis (12/6).

Menurut Rusdiningsih, selain dipulangkan ke daerah asal, Dinas Sosial Bondowoso juga menyediakan barak penampungan bagi gepeng yang bersedia mengikuti pembinaan. Barak yang mampu menampung 20 keluarga tersebut, saat ini telah terisi penuh.

Dinas Sosial mengakui kesulitan untuk mengendalikan gepeng. Sebab, meski berulang kali terkena razia, banyak dari gepeng tersebut yang kembali muncul di jalan dan meresahkan masyarakat.

“Mereka sudah kita razia, kita ajari keterampilan, kita sediakan tempat, tapi itu tidak bertahan lama, setelah itu mereka kembali ke jalanan untuk mengemis,” imbuhnya.

Berdasarkan pantauan KBR di lapangan, banyak gelandangan dan pengemis mulai terlihat di pusat keramaian masyarakat seperti alun-alun kota, pasar induk, lampu merah, bahkan di daerah pertokoan. Hingga saat ini belum terlihat ada Satpol PP yang merazia gepeng tersebut.

Editor: Anto Sidharta

Baca juga:


Cegah Turun ke Jalan, Pemda DIY Beri Gepeng Rumah dan Lahan Tani

  • Gepeng
  • Pemkab Bondowoso

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!