NUSANTARA

Polisi Jayawijaya Buru Tiga Pelaku Otak Konflik Nduga

Polisi Jayawijaya Buru Tiga Pelaku Otak Konflik Nduga

KBR68H, Wamena – Kepolisian Jayawijaya saat ini tengah memburu tiga pelaku yang menjadi otak pembunuhan sehingga terjadinya konflik antar massa di kabupaten Nduga, Papua.

Kepala Kepolisian Resort Jayawijaya, Jhoni Isir menyebutkan, ketiganya saat ini sudah ditetapkan sebagai tersangka, dan tengah dilakukan upaya penangkapan paksa. Soal identitasnya ketiganya masih dirahasiakan

“Kan kasat serse saya ada di Jayapaura dia diback u-p sama tim dari Polda. Dari hasil penyidikan itu, akan dilakukan upaya paksa,” tegasnya.

Kepala Kepolisian Resort Jayawijaya, Jhoni Isir mengatakan, untuk menormalisasi keadaan pasca kesepakatan damai dari kedua kubu, telah dibentuk tim yang diketuai olehnya. Tim ini nantinya akan merumuskan untuk jangka pendek bagaimana menormalisasi keadaan di kampung Ilekma, tempat berlangsungnya perang kedua kubu.

Sementara penanganan jangka panjang bagaimana normalisasi kedua kubu yakni dari pihak DPRD Nduga selaku legislatif dan pemerintah sebagai eksekutif agar berdamai. Termasuk didalamnya mengakomodir proses ganti rugi kepala atas korban yang meninggal dan luka luka.

Diakui, hingga saat ini situasi keamanan baik di kampung Ilekma maupun di Kenyam, ibukota kabupaten Nduga mulai berangsur normal.

Sebelumnya, terjadi konflik antar massa pendukung DPRD dan pemerintah setempat yang dipicu pembagian daerah pemilihan (dapil) pemilihan presiden dan legislative tahun depan. DPRD setempat menuding pemerintah mengeluarkan surat keputusan tanpa koordinasi dengan pihaknya.

Hal ini semakin diperparah setelah Kepala Tata Pemerintahan Nduga, Yustinus Gwijangge tewas dibunuh yang mengakibatkan terjadinya perang di kampung Ilekma. Kemudian berlanjut dengan tewasnya anggota DPRD Nduga, Eka Tabuni. Akibat konflik ini, korban tewas mencapai 8 orang dan puluhan lainnya luka luka.

Editor: Suryawijayanti

  • jayawijaya
  • konflik nduga

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!