NUSANTARA

Pengungsi Syiah Sampang Trauma Direlokasi Paksa

"Pengungsi Syiah Sampang Madura trauma karena direlokasi paksa Pemerintah Kabupaten Sampang dari GOR Sampang."

Sasmito

Pengungsi Syiah Sampang Trauma Direlokasi Paksa
Syiah, Sampang, Madura, Jawa Timur, Pengungsi

KBR68H,Jakarta - Pengungsi Syiah Sampang Madura trauma karena direlokasi paksa Pemerintah Kabupaten Sampang dari GOR Sampang.

Pendamping Syiah Sampang, Agus Setiawan mengatakan, trauma pengungsi dikarenakan proses relokasi yang melibatkan banyak brimob dan penggunaan kawat berduri. Ditambah lagi, 35 anak balita para pengungsi menangis ketakutan selama proses relokasi.
 
“Yang kita dengar dari beberapa pengungsi yang ada di GOR, bahwa trauma itu sudah terjadi sejak tadi malam. Sejak teman-teman pendamping tidak boleh masuk, brimob sudah datang sekian banyak, kawat berduri di pasang. Pagi hari mereka tidak makan karena tidak boleh keluar dari GOR artinya mereka yang memasak tidak memasak,” ujar Agus dalam perbincangan Sarapan Pagi KBR68H.


Agus bersama sejumlah orang dari Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Universalia selama beberapa tahun terakhir terus mendampingi dan mengadvokasi para pengungsi Syiah korban konflik di Sampang.


Kamis sore (20/6), 200 warga Syiah Sampang Madura direlokasi secara paksa oleh pemerintah setempat dan aparat kepolisian. Tak hanya pengusiran, warga Syiah juga mendapatkan perlakuan kasar. (Baca: Pemkab Sampang Seret Pengungsi Syiah)

Kini mereka telah berada di rusunawa di Sidoarjo. Warga Syiah yang tinggal di GOR Sampang Madura adalah mereka yang terusir dari kampungnya di dusun Nangkernang, desa Karang Gayam, Agustus tahun lalu. Rumah mereka dibakar oleh massa intoleran. Kekerasan Agustus lalu merupakan kasus kedua, setelah sebelumnya juga terjadi penyerangan terhadap jamaah Syiah. (Baca: Kasus Syiah Sampang, Semua Pihak Harus Diajak Dialog)

Editor: Antonius Eko

  • Syiah
  • Sampang
  • Madura
  • Jawa Timur
  • Pengungsi

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!