BERITA

Jasa Angkutan L-300 di Lhokseumawe Terancam Bangkrut

"Rata-rata 2-3 orang penumpang per mobil. "

Erwin Jalaludin

Jasa Angkutan L-300 di Lhokseumawe Terancam Bangkrut
Aktivitas di Terminal L-300 Kota Lhokseumawe, Aceh, jelang pemberlakukan larangan Mudik 2021, Selasa (4/5/2021). Foto : (KBR/Erwin Jalaluddin)

KBR, Lhokseumawe- Pengusaha jasa transportasi angkutan L-300 di Kota Lhokseumawe, Aceh, terancam bangkrut, akibat minimnya jumlah penumpang. Hal itu terjadi akibat aturan larangan mudik Lebaran yang dikeluarkan pemerintah pada 6-17 Mei 2021. Larangan diberlakukan karena pandemi Covid-19 di tanah air belum berakhir. 

Direktur Mobil Penumpang Mutiara Ekspress Lhokseumawe, Rajali mengaku, merugi jutaan rupiah setiap hari akibat adanya kebijakan larangan mudik tersebut. Ia terpaksa hanya menyediakan jasa transportasi antarkabupaten/kota, sebab rute perbatasan ditutup.

"Penumpangnya jelas (turun) drastis, karena dengan kondisi begini orang enggak berani pergi, mudik dilarang jadi aktivitas berkurang selama ini. Yang ada jelas untuk rute penumpang antarkabupaten saja yang bisa dilanjutkan, jadi dari segi pendapatan jelas berkurang alias menurun, enggak mencukupi selama ini,” keluh Rajali kepada KBR, Selasa (4/5/2021).

Berdasarkan pantuan di lokasi aktivitas terminal L-300 jelang Lebaran masih terlihat sepi. Para penumpang yang bepergian sebagian besar hanya untuk rute antarkabupaten/kota.

Rata-rata 2-3 orang penumpang per mobil. Sebelumnya bisa mencapai 10-12 orang per L-300.

Untuk jurusan keberangkatan Lhokseumawe-Banda Aceh harga tiket dijual Rp110 ribu per lembar, sedangkan rute ke Aceh-Sumatera Utara Rp150 ribu per lembar.

Editor: Sindu Dharmawan

  • Terminal L-300 Lhokseumawe
  • Aceh
  • Transportasi
  • Aturan Larangan Mudik
  • Mudik 2021
  • Idulfitri
  • Lebaran
  • Satgas Covid-19

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!