BERITA

Mahasiswa Bandung Dukung Papua Merdeka

Mahasiswa Bandung Dukung Papua Merdeka

KBR, Bandung - Sejumlah mahasiswa di Bandung Jawa Barat menggelar aksi mendukung referendum bagi kemerdekaan rakyat Papua.

Puluhan mahasiswa yang mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa Papua Kota Bandung menggelar aksi itu, Senin (2/5/2016) di Depan Gedung Merdeka, Jl Asia Afrika Bandung. Aksi itu untuk memperingati 53 tahun pendudukan Indonesia di Papua.


Mereka menilai sudah saatnya Papua menentukan nasibnya sendiri sebagai solusi demokratis bagi rakyatnya.


Juru bicara Aliansi Mahasiswa Papua Kota Bandung, Miton Jigibalom mengatakan pendudukan Papua yang jatuh pada tanggal 1 Mei 1963 merupakan cikal bakal pemusnahan rakyat Papua oleh pemerintah.


"Itu dilakukan oleh TNI dan Polri yang melanggar undang-undang. Hidup mahasiswa Papua, Papua harus merdeka!" teriak Miton, saat berorasi di depan Gedung Merdeka.


Miton Jigibalom mengatakan, pemusnahan rakyat Papua ini berkaitan erat dengan ditekennya kontrak pertama antara pemerintah Indonesia dengan perusahaan tambang emas dan tembaga milik Amerika, Freeport McMoran.


Aliansi Mahasiswa Papua Kota Bandung menuntut pemerintahan Indonesia serta seluruh negara yang bersangkutan dengan tanah Papua agar menghentikan segala aktifitas di wilayah Papua.


Aliansi Mahasiswa Papua Kota Bandung juga meminta pemerintah Jokowi-JK agar menarik seluruh anggota TNI dan Polri dari Papua, menghentikan ekspoitasi seluruh perusahaan pengeruk sumber daya alam serta memberikan kebebasan rakyat Papua dalam menentukan nasibnya.


Pada 1 Mei 1963 ditanda tangani Perjanjian New York (New York Agreement) melalui Badan PBB untuk Otoritasi Pemerintahan Sementara (United Nations Temporary Executive Authority/UNTEA), yang isinya penyerahan Papua (Irian Jaya waktu itu) dari pemerintah Kerajaan Belanda ke pemerintah Indonesia. Para aktivis Papua menyebut 1 Mei sebagai Hari Aneksasi Kemerdekaan Kedaulatan Papua Barat.


Sebelumnya, Komite Nasional Papua Barat (KNPB) mengeluarkan seruan aksi serentak di seluruh wilayah Papua pada tanggal 2 Mei 2016, untuk memperingati 53 tahun aneksasi Papua ke Indonesia.


Edaran ajakan seruan aksi itu disampaikan melalui surat elektronik, selebaran dan pesan singkat telepon selular. Seruan aksi dilakukan sejak 13 April lalu.


KNPB menyebutkan, aksi itu juga merupakan dukungan bagi para pihak yang akan mengadakan pertemuan Parlemen Internasional untuk West Papua di London, Inggris pada awal Mei.


Selain itu, pada 3 Mei 2016, sejumlah negara dan lembaga yang tergabung dalam Melanesia Spearhead Group (MSG) juga akan menggelar KTT di Vanuatu. MSG merupakan organisasi antarpemerintah yang didirikan oleh Fiji, Papua Nugini, Kepulauan Solomon dan Vanuatu. Pada Juni 2015, Indonesia diakui sebagai anggota peserta MSG.


Gerakan Pembebasan Papua Barat ULMWP juga hadir sebagai peninjau dan tengah berusah menjadi anggota penuh MSG. Sementara itu, Parlemen Nasional West Papua (PNWP) menuntut agar Indonesia dikeluarkan dari MSG.


"Tanggal 29 April - 2 Mei 2016 di Vanuatu ada agenda pra meeting para pendukung ULMWP yang disponsori oleh Team Rekonsiliasi pimpinan Pdt. Alan Nafuki dan Morris Kaloran guna mendukung keputusan menteri dan Parlemen negara Vanuatu. Dua minggu lagi mengangkat status ULMWP menjadi anggota penuh MSG dan sepak keluar INDO MELAYU dari MSG. Ke dua, tanggl 3 - 6 Mei 3016 ada pertemuan MSG di Port Vila Vanuatu. Dan ke tiga, 3 Mei pertemuan IPWP di London, UK, tulis Ketua PNWP Buchtar Tabuni melalui laman Facebooknya.


Editor: Agus Luqman 

  • Papua
  • Papua Merdeka
  • ULMWP
  • MSG
  • referendum
  • Bandung
  • Jawa Barat
  • KNPB

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!