BERITA

Kontras Sebut Eks Tapol 65 di Jombang dan Mojokerto Diintimidasi

"Beberapa eks tapol itu sebelumnya berkumpul di Surabaya untuk mendiskusikan hasil Simposium Nasional Kejahatan HAM 1965 – 1966 yang digelar di Jakarta April silam. "

Kontras Sebut Eks Tapol 65 di Jombang dan Mojokerto Diintimidasi
Ilustrasi. Foto: KomnasHAM

KBR, Malang– Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras) Surabaya meminta aparat menghentikan intimidasi terhadap eks tahanan politik peristiwa 1965. Koordinator Badan Pekerja Kontras Surabaya, Fatkhul Khoir mengatakan, dirinya menerima laporan dari sejumlah eks tapol di Mojokerto dan Jombang, Jawa Timur yang mengaku didatangi oleh aparat intelejen pada pekan lalu. Mereka, kata Fatkhul, mendapat berbagai pertanyaan.

"Kemarin kawan – kawan korban peristiwa 65 itu, saya dapat informasi banyak didatangi oleh intelejen Komando Distrik Militer dan intelejen polisi dan lain sebagainya. Saya tak tahu ada apa mereka tiba – tiba saja mendatangi beberapa eks tahanan politik yang pernah ditahan di Pulau Buru,” kata Fatkhul, Rabu (11/5).

Beberapa eks tapol itu sebelumnya berkumpul di Surabaya untuk mendiskusikan hasil Simposium Nasional Kejahatan HAM 1965 – 1966 yang digelar di Jakarta April silam. Sepulang dari pertemuan itulah mereka didatangi oleh intelejen untuk ditanyai banyak hal. "Mereka didatangi, ditanya soal aktivitas, saya pikir ini merupakan teror yang harus dihentikan." Ujarnya.

Menurut Fatkhul, sejumlah pertanyaan yang diajukan pada eks tapol itu mulai dari aktivitas keluarga mereka, jumlah anak dan keterkaitan dengan pemutaran film Buru Tanah Air Beta di sekretariat Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta yang dibubarkan pada 3 Mei. Beberapa pertanyaan itu dinilai Kontras terlalu mengada – ada.

“Ini sama dengan intimidasi secara harus karena ada hal yang tak ada sangkut pautnya ditanyakan. Kami masih menelusuri lebih lanjut dari informasi yang kami dapat itu,” ujar Fatkhul.

Komandan Distrik Militer 0815 Mojokerto, Letnan Kolonel Djohan Darmawan membenarkan pihaknya memantau ruang gerak eks tapol 65 yang ada di wilayahnya. Namun ia membantah adanya pemeriksaan terhadap mereka.

“Semua gerakan mereka kita laporkan ke pusat, ruang geraknya kita waspadai. Tapi untuk informasi pemeriksaan, belum tentu benar. Saya belum dapat laporan resmi dari staf,” kata Djohan.

Editor: Malika


  • Eks Tapol 65
  • tragedi65
  • mojokerto
  • jombang
  • kontras

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!