KBR, Bandung– Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat menyatakan nekropsi (autopsi untuk binatang) bangkai Gajah Yani yang mati di Kebun Binatang Tamansari Bandung akan dilakukan Kamis pagi. Kepala BKSDA , Sylvana Ratina, mengatakan pihaknya belum bisa memastikan penyebab kematian gajah tersebut hingga keluar hasil otopsi.
"Penyebabnya belum kita ketahui karena malam ini atau besok akan dilakukan autopsi. Tadi sempat dilakukan penanganan medis, diberikan makan dan pada Maghrib tadi sudah tidak ada," ujarnya kepada KBR, Bandung, Rabu (11/5).
Sylvana Ratina menambahkan, saat ini pihaknya dengan tim
dokter hewan dari berbagai otoritas berwenang serta kebun binatang Taman Safari
tengah menunggu peralatan untuk mengevakuasi gajah Sumatera ini.
Dia menambahkan, sebelumnya beberapa bulan lalu otoritasnya telah memberikan
bimbingan teknis tentang perawatan dan pemeliharaan satwa di kebun binatang.
Namun, tewasnya gajah ini diluar perkiraan.
Yani, satu koleksi satwa di Kebun Binatang Bandung, diketahui mati, Rabu
sekitar pukul 18.00 WIB. Gajah Sumatera ini mati setelah kondisinya sempat
kritis. Sylvana Ratina mengatakan gajah asal Sumatera ini sudah sakit cukup
lama. Kata dia, laporan yang diterima dari tim dokter gajah Yani sudah tak sanggup
berdiri. Ini dianggap salah satu ciri bahwa kondisi kesehatan satwa yang
dilindungi dunia ini sangat buruk.
"Menurut dokter yang tadi memang cukup tragis karena tidak mungkin sakit itu mulai 3 Mei katanya. Gajah kalau masih duduk mungkin saja sehat, tapi ini sudah rebah. Nah itu kalau sudah begitu, hewan yang sudah rebah kecil kemungkinan (sembuh)," ujarnya.
Editor: Malika