BERITA

Jalur Perbatasan Masih Ditutup Malaysia, Pemkab Nunukan Lanjut Negosiasi

"Malaysia minta kapal-kapal lengkapi surat izin"

Adima

Jalur Perbatasan Masih Ditutup Malaysia, Pemkab Nunukan Lanjut Negosiasi
Suasana di pasar Liem hie Djung, Nunukan. Akibat penutupan jalur perdagangan tradisional oleh Malaysia membuat sejumlah kebutuhan pokok naik tajam dan langka. (Foto: Adhima/KBR)

KBR, Nunukan– Pemerintah Malaysia masih menutup jalur perdagangan tardisional di wilayah perbatasan Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Ketua tim negosiasi pemerintah Kabupaten Nunukan Petrus Kanisius mengatakan, dalam pembicaraan yang dilakukan di Kota Kinabalu Negara Bagian Sabah, Malaysia Senin (16/05) lalu, negeri Jiran itu mengaku akan membuka kembali perdagangan tradisional di wilayah perbatasan setelah pemkab melakukan pendataan.

Mereka juga ingin kapal-kapal tersebut serta melengkapi surat izin untuk berdagang di lintas batas negara.

“Hasilnya secara lisan mereka akan membuka, kemudian kita diminta lagi menyampaikan daftar daftar kapal-kapal yang akan masuk, berikut barang barang yang mau dibawa dan yang mau dikirim. Harus itu masuk ke MKN, Majelis Keselamatan negara Negeri Sabah-nya,” ujar Petrus Kanisius Kamis (19/05/2016).

Petrus Kanisius menambahkan, pembicaraan lebih intensif antara pemkab dengan MKN Negara Bagian Sabah Malaysia, akan dilakukan kembali pada 26 Mei mendatang.

Pemkab berharap Malaysia membuka kembali jalur perdagangan tardisional sebelum bulan puasa, mengingat masih tingginya ketergantungan pemenuhan kebutuhan pokok warga perbatasan kepada negara tetangga itu.

Selama lebih dari sebulan Malaysia menutup jalur perdagangan tradisional, terjadi kelangkaan dan kenaikan harga sejumlah kebutuhan pokok warga. Kenaikan harga lebih tinggi diperkirakan akan terjadi di bulan puasa jika pemerintah Malaysia masih menutup jalur perdagangan tradisional.

Editor: Dimas Rizky 

  • Perbatasan
  • jalur perdagangan
  • Malaysia

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!