BERITA
Persediaan Air Bersih Warga Cilacap Hanya Cukup untuk 2 Minggu Lagi
KBR, Jakarta - Persediaan air bersih di Cilacap, Jawa Tengah
diperkirakan hanya cukup untuk dua minggu mendatang. Warga Desa Cinangsi,
Cilacap Akhmad Fadli mengungkapkan, tidak hanya kebutuhan air bersih
rumah tangga, pengairan sawah juga terancam.
Kata dia, jika dalam sepekan mendatang sawahnya tidak terairi maka petani
padi di daerahnya terancam gagal panen. Menurutnya, selama ini saat
dilanda kekeringan, warga di desanya memanfaatkan sungai setempat.
Namun, air sungai mulai surut dan harus dibagi dua dengan warga
Banyumas.
"Jadi
untuk padi yang sudah ditanam ini kekurangan air, jadi ini kalau
misalnya dalam dua minggu ini tidak ada air lagi, ini tanaman padinya
akan mati. (Ada luas berapa hektare Pak saat ini, luasan padi yang
kekurangan air?) Kalau padi di desa Cinangsi saja sih ada sekitar 200-an
hektar. (Kalau kebutuhan air bersih untuk rumah tangga dan keluarga?)
Kalau untuk hari ini sih seminggu dua minggu masih cukup lah. Tapi kalau
nanti kekeringan, biasanya kami akan langsung meminta kabupaten untuk
memberikan air bersih," ungkap Akhmad Fadli kepada KBR (27/5/2015).
Akhmad
Fadli menambahkan, bantuan air bersih dari PMI di beberapa desa lain
sudah datang. Namun, pasokan air bersih dari pemerintah dan lembaga
bantuan lainnya itu tetap saja tak mampu mencukupi kebutuhan air warga.
BPBD CIlacap menyiapkan 200 tangki cadangan air bersih untuk
mengantisipasi kekeringan di daerah tersebut.
Sebanyak 77 desa yang tersebar di 13 kecamatan di Kabupaten Cilacap,
Jawa Tengah rawan kekeringan dan krisis air bersih selama musim kemarau.
Jumlah desa yang rawan krisis air bersih itu kini diklaim menurun
lantaran sebagian daerah sudah terjangkau layanan Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Cilacap atau mendapat bantuan pipanisasi air dari Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Editor: Damar Fery Ardiyan
- Cilacap
- Kekeringan
- Krisis
- Air
- gagal panen
- air bersih
Komentar (0)
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!