BERITA

Longsor Banyumas, Satu Orang Tewas

"Longsor Watuagung sebenarnya sudah diprediksi sebelumnya. Sebab, di tebing tersebut sudah ada retakan tanah selebar 50 centimeter. Namun, warga setempat memperkirakan sudah tidak akan ada hujan deras"

Ilustrasi Tanah Longsor . Foto: Antara
Ilustrasi Tanah Longsor . Foto: Antara

KBR, Banyumas – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas, Jawa Tengah menyatakan bencana longsor terjadi di sejumlah titik di Kabupaten Banyumas akibat hujan deras yang terjadi Senin malam. Longsor di Desa Watuagung Kecamatan Tambak menyebabkan satu orang tewas.

Kepala BPBD Banyumas, Prasetyo mengatakan tebing dengan ketinggian tujuh meter di Watuagung menimpa rumah Mad Supendi (70) di RT 3 RW 10. Mad Supendi ditemukan tewas setelah tertimpa tembok dan material longsoran setebal 1,5 meter. Sedangkan istrinya, Sainah (65) selamat. Setelah dirasa aman, kata Prasetyo, warga setempat mengevakuasi jenazah Supendi pada Selasa dinihari.

"Tadi malam kejadian jam 23:00 WIB. Karena beberapa hari tidak hujan, mungkin tanah retak. Lalu saat tadi malam hujan, pembuangan air masuk ke rekahan kemudian longsor. Meterial menimpa satu rumah. Tembok rumah jebol, lalu menimpa penghuni sehingga tewas." jelasnya, Selasa (26/5/2015)

Prasetyo menjelaskan longsor Watuagung sebenarnya sudah diprediksi sebelumnya. Sebab, di tebing tersebut sudah ada retakan tanah selebar 50 centimeter. Namun, warga setempat memperkirakan sudah tidak akan ada hujan deras sehingga kurang waspada.

Longsor juga terjadi di Desa Cirahab Kecamatan Lumbir Kabupaten Banyumas. Longsor terjadi di enam titik berbeda. Longsor menimbun jalan dan lahan pertanian warga. Kendati tidak menyebabkan korban jiwa, longsor di Cirahab mengakibatkan kerugian hingga puluhan juta rupiah.

Editor: Malika 

  • BPBD
  • tanah longsor
  • banyumas tanah longsor

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!