BERITA

Kekeringan Ancam Ribuan Hektar Sawah Tadah Hujan di Banyumas

"Kemarau diperkirakan akan tiba pertengahan bulan ini."

Kekeringan Ancam Ribuan Hektar Sawah Tadah Hujan di Banyumas
ilustrasi areal sawah. Foto: Antara

KBR, Banyumas– Bencana kekeringan mengancam ribuan hektar sawah tadah hujan di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Petugas Badan Penyuluh Pertanian dan Perkebunan Banyumas, Sumarsono mengatakan biasanya musim kemarau tiba pada bulan Juni. Namun, karena diinformasikan ada badai El Nino, kemarau diperkirakan akan tiba pertengahan bulan ini. Padahal, saat ini sebagian besar tanaman padi masih dalam umur vegetatif, antara 30 hingga 40 hari. Jika sampai kekeringan, fase beranak tanaman padi bakal terganggu. Bahkan kemungkinan puso bisa terjadi jika tidak segera ditangani.

"Bahwa kemungkinan kita akan mengalami apa yang dinamakan el Nino. El Nino yang kita alami tahun ini akan menyebabkan kemarau maju lebih cepat dari biasanya. Jelas secara teknis kekurangan air itu beresiko terhadap tanaman padi yang berumur 30 hingga 40 hari, yang kita sebut sebagai masa vegetatif cepat. Pada waktu kekurangan air ini adalah masa kritis. Fase pembentukan anak akan terganggu disamping metabolisme tanaman juga terganggu," kata Sumarsono (18/5/2015).


Sumarsono menambahkan pihaknya saat ini tengah mendata hamparan sawah yang berpotensi terancam kekeringan. Ia menganjurkan petani sawah tadah hujan mengadakan irigasi tetes dengan mesin penyedot untuk menjaga suplai air di sawah yang sudah mengalami kekeringan.

Data di Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Banyumas menyebut dari total 33 ribu hektar sawah, 6500 hektar diantaranya merupakan sawah tadah hujan. Sawah tadah hujan amat beresiko kekurangan air di Masa Tanam kedua (MT2). Sebab hanya mengandalkan asupan air hujan untuk mengairi lahan.

Editor: Dimas Rizky

  • Kekeringan
  • Ancaman
  • Sawah
  • Banyumas
  • El Nino

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!