NUSANTARA

Pembakaran Gereja di Pasaman Barat Diduga Dikoordinir

"Kasus pembakaran tempat ibadah di Kecamatan Kinali, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, diduga ada yang mengkoordinir. Pasalnya, ada dua gereja yang dibakar dalam waktu yang bersamaan."

Antonius Eko

Pembakaran Gereja di Pasaman Barat Diduga Dikoordinir
pasaman barat, sumatera barat, gereja, toleransi

KBR, Jakarta - Kasus pembakaran tempat ibadah di Kecamatan Kinali, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, diduga ada yang mengkoordinir. Pasalnya, ada dua gereja yang dibakar dalam waktu yang bersamaan. 


Ketua Umum FKKJ (Forum Komunikasi Kristiani Jakarta) Theophilus Bela mengatakan, stasi Santa Maria dan HKBP Kinali dibakar pada Minggu (4/5) pukul 6 pagi dan yang dibakar adalah altar. 


“Ini tindakan orang-orang pribadi. Satu atau dua orang mungkin dan tidak ada massa. Ini tindakan orang yang masuk ke gereja pagi buta. Kedua gereja masih kosong. Sepertinya terkoordinir, jam 6 pagi. Targetnya juga sama-sama altar. Untuk pastinya kita tunggu saja penyelidikan polisi,” kata Bela. 


Bela menambahkan, beberapa tahun lalu bupati setempat pernah mendukung aksi unjuk rasa menentang keberadaan gereja. Namun belakang bupati itu diganti karena terlibat korupsi. Kini, Bela mengaku tak menerima laporan bahwa pemda mengganggu kegiatan gereja di sana. 


Hari Minggu lalu, stasi Kinali, yang merupakan bagian dari gereja Katolik Santa Maria, dibakar orang tak dikenal. Jemaat di stasi itu sekitar 170 kepala keluarga. Orang itu masuk dari jendela belakang dan membakar kain hiasan altar. Asap dari altar yang terbakar membuat langit-langit stasi menjadi hitam. Saat misa berjalan, altar diganti dengan meja biasa. 


Selain stasi, sebuah gereja HKBP di kecamatan yang sama juga bernasib sama. Tidak ada harta benda gereja yang hilang dalam kedua peristiwa itu. 


  • pasaman barat
  • sumatera barat
  • gereja
  • toleransi

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!