NUSANTARA

DKI Akan Terapkan Sistem Angkut Sampah Berbasis Kinerja

"KBR - Pemerintah DKI Jakarta akan mengubah sistem pengangkutan sampah di daerahnya. Plt Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengatakan sistem yang selama ini digunakan oleh operator kebersihan, hanya berpatokan pada banyaknya jumlah sampah yang d"

DKI Akan Terapkan Sistem Angkut Sampah Berbasis Kinerja
sampah, dki jakarta, sistim angkut


KBR - Pemerintah DKI Jakarta akan mengubah sistem pengangkutan sampah di daerahnya. Plt Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengatakan sistem yang selama ini digunakan oleh operator kebersihan, hanya berpatokan pada banyaknya jumlah sampah yang diangkut. Menurut dia, sistem ini tidak menjamin kebersihan di Jakarta. Nantinya, Pemprov DKI Jakarta akan mengubah sistem pengangkutan sampah per-wilayah. (Baca: Indonesia Perlu UU Pengolahan Sampah)

"Selama ini kebersihan kita ini bermasalah, pakai tonase. Jadi satu lantai ini diperkirakan 100 ton, dikontrak ke swasta, membuang 100 ton. Begitu ada sampah, dia bilang, aku udah buang 100, ini lebih ini, berantem kita. Sekarang saya mau rubah. Misal satu lantai ini, kita bayar berapa duit, saya mau bersih, saya colek-colek bersih. Saya nggak mau tahu, kamu hitung aja sendiri, butuh berapa orang kerja," kata Basuki Tjahaja Purnama di Balai Kota, (20/5).

Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menambahkan, pihaknya tidak menutup kemungkinan menawarkan pihak swasta untuk terlibat dalam pengangkutan sampah. Namun, jika pihak swasta tidak bersedia menggunakan sistem berbasis wilayah, maka Pemrov DKI akan mengelola secara mandiri.

Setahun ini, Pemprv DKI Jakarta berencana mengevaluasi pengelolaan sampah di Jakarta. Pemda juga tengah mendata ulang jumlah pekerja harian lepas (PHL) di setiap kelurahan.

Editor: Nanda Hidayat

  • sampah
  • dki jakarta
  • sistim angkut

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!