NUSANTARA

2013-05-22T16:11:03.000Z

Puluhan Tapol Papua Dapat Grasi

"Sebanyak 40-50 tahanan politik/narapidana politik (tapol/napol) yang tersebar di penjara Papua akan mendapatkan grasi dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Agustus mendatang."

Puluhan Tapol Papua Dapat Grasi
tahanan politik, papua, grasi, SBY

KBR68H, Jayapura - Sebanyak 40-50 tahanan politik/narapidana politik (tapol/napol) yang tersebar di penjara Papua akan mendapatkan grasi dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Agustus mendatang.

Wakil Ketua I DPR Papua, Yunus Wonda mengatakan pembebasan tahanan politik yang sebagaian besar tersangkut masalah Papua Merdeka ini, dijanjikan Presiden SBY saat pihaknya bersama dengan Gubernur Papua, Lukas Enembe dan Ketua Majelis Rakyat Papua (MRP), Timotius Murib berdialog langsung dengan kepala negara di Cikeas, 29 April lalu.

DPR Papua mengklaim pembebasan tapol/napol menjadi salah satu point dalam pembahasan otsus plus yang diajukan dalam kepemimpinan Lukas Enembe-Klemen Tinal (Lukmen) kepada Presiden SBY.

“Yang jelas beliau sudah mengatakan, beliau tidak keberatan untuk membebaskan tapol/napol. Dalam pertemuan itu, itu bahkan menjadi diskusi sedikit, ini artinya beliau sangat tidak keberatan untuk membebaskan tapol/napol, karena itu dari 20 item, itu salah satu yang kami minta adalah pembebasan tapol/napol untuk seluruh Papua dan Papua Barat. (Tapi bagaimana dengan pembersihan nama? Atau mereka akan dikemanakan?) Pokoknya itu nanti dulu, yang penting pembebasan dulu, pembebasan tapol/napol dulu,” jelasnya.   

Wakil Ketua I DPR Papua, Yunus Wonda menambahkan nantinya setelah dibebaskan, para tapol/napol bakal mendapatkan fasilitas dan pekerjaan dari pemda setempat dengan harapan dapat ikut bergabung dalam pembangunan di Bumi Cenderawasih. 


Editor: Antonius Eko

  • tahanan politik
  • papua
  • grasi
  • SBY

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!