NUSANTARA

Belasan Psikolog Periksa Saksi Kasus Cebongan

"KBR68H, Yogyakarta - Sebanyak 16 psikolog akan memeriksa kejiwaan puluhan saksi kasus pembunuhan tahanan di LP Cebongan Yogyakarta pada awal Juni mendatang. Pembunuhanan itu dilakukan belasan pasukan Kopassus pada Maret lalu."

Belasan Psikolog Periksa Saksi Kasus Cebongan
Cebongan, Kopassus, peradilan militer, LPSK

KBR68H, Yogyakarta - Sebanyak 16 psikolog akan memeriksa kejiwaan puluhan saksi kasus pembunuhan tahanan di LP Cebongan Yogyakarta pada awal Juni mendatang. Pembunuhanan itu dilakukan belasan pasukan Kopassus pada Maret lalu.

Ketua Tim Psikolog Saksi kasus Cebongan Yustiprobowati mengatakan ada 31 tahanan dan 11 petugas Lapas yang akan dimajukan ke persidangan militer.

Mereka bisa menjadi saksi asalkan tidak mengalami gangguan kejiwaan atau tidak takut bersaksi di persidangan.

"Ini akan membutuhkan pengecekan, kami akan melakukan assessment awal, saksi mana yang memiliki kompetensi psikologi dan mana yang tidak. Hal yang terburuk adalah mereka semua tidak memiliki kompetensi psikologi. Untuk itu upaya melalui video conference akan dilakukan, tetapi harus ada satu pandangan dari saksi ahli yang menerangkan mereka betul–betul dalam kondisi yang trauma," kata Yustiprobowati.

Ketua Tim Psikolog Saksi kasus Cebongan Yustiprobowati menambahkan belasan psikolog yang dilibatkan berasal dari universitas dan rumah sakit di Yogyakarta. Setiap psikolog akan mendampingi tiga orang saksi.

Pemeriksaan psikologi saksi dilakukan selama empat hari. Sebelumnya Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban LPSK menyebutkan para saksi masih trauma dan ketakutan untuk memberikan kesaksian di persidangan.

Persidangan militer kasus Cebongan akan digelar akhir bulan ini.

Editor: Agus Luqman

  • Cebongan
  • Kopassus
  • peradilan militer
  • LPSK

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!