NUSANTARA

Alokasi BBM di Kota Sorong Terus Meningkat

"Pertamina III Papua Barat mengklaim setiap tahunnya selalu terjadi kenaikan dalam penyaluran BBM di Kota Sorong, Provinsi Papua Barat"

Katharina Lita

Alokasi BBM di Kota Sorong Terus Meningkat
bbm, kuota, sorong

 KBR68H, Jayapura- Pertamina III Papua Barat mengklaim setiap tahunnya selalu terjadi kenaikan dalam penyaluran BBM di Kota Sorong, Provinsi Papua Barat. Sales Eksekutif Retail III Pertamina Papua Barat, Benny Hutagaol mengatakan dari triwulan pertama di tahun ini, ada kenaikan 8% dari triwulan ke IV di tahun sebelumnya.
Kenaikan juga terjadi pada BBM jenis solar. Sementara per harinya, rata-rata alokasi BBM yang sebelumnya disalurkan 35-40 ton perhari, saat ini menjadi 45-47 ton per hari.

“Angka yang disalurkan rata-rata sekitar 2012 itu sekitar 105-115 ton per hari. Sekarang dari 115-135 ton per hari. Itu naik sekitar  2% aja naik. Angka solar yang lebih tinggi tuh. Walaupun lebih tinggi antrian masih panjang, saya juga heran itu kenapa bisa terjadi. Oleh karena itu kita sudah koordinasi dengan kepolisian dengan pemda itu di Kopta Sorong itu ada tim pengendalian BBM bersubsidi, dibawah Dinas Perindustrian dan Pertambangan,” ungkapnya.

Setiap harinya, 6 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Kota Sorong selalu dipenuhi dengan antrian panjang kendaraan. Antrian tersebut terlihat hingga 1 kilometer panjangnya. Pertamina setempat mengklaim antrian warga terjadi diduga ada kecemasan akan kelangkaan BBM di wilayah tersebut. 

Akibat antrian panjang ini, sepanjang jalan raya di Kota Sorong selalu terlihat penjualan bensin eceran, dengan harga per liternyar Rp 5000-7000.  Bensin eceran itu biasanya dijual per botol air mineral ukuran 2 liter, namun volume bensin yang terdapat didalam air kemasan itu rata-rata dibawah 2 liter.   

  • bbm
  • kuota
  • sorong

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!