NUSANTARA

Longsor di Kutabima Cilacap, 71 Keluarga Terdampak

"Longsor juga menyebabkan 18 ekor hewan ternak, berupa sapi dan kambing tertimbun."

Muhamad Ridlo Susanto

Longsor di Kutabima Cilacap, 71 Keluarga Terdampak
ilustrasi bencana tanah longsor di Kutabima, Cilacap, Sabtu, 2 April 2022.

KBR, Cilacap– Bencana tanah longsor terjadi di Desa Kutabima, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Sabtu, (2/4/2022). Kepala Desa Kutabima, Hasan mengatakan longsor terjadi di Dusun Citulang dan menyebabkan 71 kepala keluarga terdampak. Longsor juga menyebabkan 18 ekor hewan ternak, berupa sapi dan kambing tertimbun.

Menurut Hasan, sebagian warga harus diungsikan ke rumah saudara atau tetangga yang lebih aman. Pasalnya, longsor susulan sangat mungkin terjadi karena curah hujan cukup tinggi akhir-akhir ini. 

Terlebih, dimensi longsor cukup besar, mencapai panjang, sekira 100 meter lebih. Karena itu, untuk sementara warga diungsikan guna mencegah dampak lebih parah.

"Dari RT 09/RW 04, Dusun Citulang, Desa Kutabima, telah jadi longsor dengan skala besar, yang mengakibatkan jalan terputus total, arus listrik juga terputus. Dan juga dampak kerugian untuk masyarakat, kurang lebih ada sekitar 60 KK. Dengan warga mengungsi ke rumah saudara," kata Hasan melalui pesan WhatsApp, Minggu malam, (3/4/2022).

Baca juga:

Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD) Cilacap, Wijonardi masih terus memantau kondisi di lokasi, setelah penanganan darurat longsor. Dia memastikan bantuan untuk warga terdampak sudah didistribusikan.

Kata dia, petugas BPBD dan masyarakat juga sudah mulai membersihkan area longsor dan membuka jalan. Rencananya, Senin, (4/4), alat berat akan dikerahkan untuk pembersihan.

Editor: Sindu

  • Longsor di Cilacap
  • Longsor di Kutabima
  • BPBD CIlacap
  • Longsor Jawa Tengah
  • Bencana Alam

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!