HEADLINE

Ramadan, Komunitas Banokeling Banyumas Mulai Puasa Rabu

Ramadan, Komunitas Banokeling Banyumas Mulai Puasa Rabu

KBR, Banyumas–  Penganut Islam Kejawen yang menggunakan kalender Alif Rebo Wage (Aboge) di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah mulai berpuasa pada Rabu (14/4/2021). 
Juru Bicara Komunitas Adat Banokeling, Sumitro mengatakan tahun ini adalah tahun Jemakhir atau Jim Akhir, yang berarti tahun terakhir. Pada tahun Jim Akhir, 1 Sura atau hari awal tahun tiba pada Jumat Wage.

Dia menjelaskan, berdasar rumus pasti puasa yakni Sanemro atau Puasa Enem Loro, maka bulan puasa tiba pada Rabu pasaran Kliwon. Enam menunjukkan hari, sedangkan dua menunjukkan rangkepannya atau hari pasaran. Awal Puasa tahun Jim akhir tiba pada hari keenam pasaran kedua, terhitung sejak Jumat Wage yang berarti Rabu Kliwon.

“Jemakhir atau Jim Akhir. Tahun ini ya Sanemro, nenem itu harinya, dua itu rangkapnya atau pasarannya. Awalnya, 1 Sura itu kan Jumat Wage. Nah, dihitung sejak Jumat Wage, untuk menentukan awal puasa, menggunakan rumus Sanemro, maka Jumat, Sabtu, Minggu, Senin, Selasa, Rabu. Berarti kan enam. Hari keenam. Nah loro (duanya), itu dari Wage, Kliwon,” kata Sumitro.

Lebih lanjut Juru Bicara Komunitas Adat Banokeling, Sumitro menambahkan, Penanggalan Aboge mengenal kalender sewindu. Tiap tahun memiliki nama masing-masing dan rumus perhitungan hari besar yang sudah pasti. Cara penghitungan ini selalu berubah tiap tahun, mengikuti tahunnya.

Sejumlah kelompok umat Islam, Islam kejawen, dan penghayat kepercayaan menggunakan kalender Aboge. Selain komunitas adat Banokeling, ada pula masyarakat di Cikakak, Anak Putu Kalikudi, Kejawen Daun Lumbung, serta kelompok masyarakat lain yang menggunakan kalender Aboge.

Editor: Rony Sitanggang

  • Penganut Islam Kejawen anak putu Banokeling
  • #toleransi
  • ramadan 2021

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!