BERITA

Pemutaran Film 'Pulau Buru' di UGM Diganggu FKPPI

""Sebenarnya ini acara internal mahasiswa, tujuannya adalah kami ingin mempelajari sisi HAM film tersebut," ujar Agung."

Risna Sari

Pemutaran Film 'Pulau Buru' di UGM Diganggu FKPPI
Poster pemutaran film Pulau Buru. (Foto: Istimewa)

KBR, Yogyakarta - Acara pemutaran film Pulau Buru Tanah Air Beta di Lantai 3 Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Yogyakarta diganggu sekelompok orang mengenakan pakaian beridentitas Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI Polri (FKPPI).

Ketua Dewan Mahasiswa FH UGM Agung Pratama mengatakan, sejumlah orang yang diduga anggota FKPPI itu mendatangi ruangan tempat pemutaran film, pada Rabu (27/4/2016) siang.


"Sebenarnya ini acara internal mahasiswa, tujuannya adalah kami ingin mempelajari sisi HAM film tersebut," ujar Agung melalui sambungan telpon kepada KBR, Rabu (27/4).


Sekitar pukul pukul 13.00 WIB ia mendapat informasi kedatangan kelompok orang yang diduga anggota FKPPI.


"Ada sekitar tujuh orang yang diduga anggota FKPPI datang saat ruangan belum dibuka. Mereka lihat-lihat kita. Pihak fakultas memanggil saya dan memberitahu ada kelompok lain yang akan datang ke tempat acara," kata Agung.


Setelah melakukan mediasi antara pihak Dekanat dan Dewan Mahasiswa, akhirnya disepakati diskusi dan pemutaran film karya Rahung Nasution itu tetap digelar, namun hanya mahasiswa Fakultas Hukum yang dapat masuk ruangan.


Agung menyatakan, walaupun tidak terjadi bentrokan ataupun intervensi secara langsung, namun pemutaran dan diskusi film ditunda selama satu jam. Acara pemutaran juga harus mendapat pengawalan sejumlah anggota Kepolisian Sektor Bulaksumur.


Pengawalan dilakukan pihak kepolisian atas pemintaan dari fakultas karena kekhawatiran  kegiatan tersebut akan mengundang konflik dari pihak luar kampus.


Editor: Agus Luqman 

  • Tanah Air Beta
  • Pulau Buru
  • Rahung Nasution
  • FKPPI
  • G30S
  • HAM
  • hak asasi manusia

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!