BERITA

Data KIS Warga Rembang Amburadul

"Salah satu kepala desa di Kecamatan Lasem, Suyoto mengatakan dari seribuan lembar Kartu Indonesia Sehat, 40 % di antaranya salah data."

Data KIS Warga Rembang Amburadul
Kartu Indonesia Sehat (KIS) Warga Rembang, Jawa Tengah salah data. (Foto: KBR/ Musyafa)

KBR, Rembang – Warga sejumlah desa di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah memprotes banyaknya kesalahan data pada Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang dibagikan pemerintah.

Rata rata kesalahan terjadi pada penunjukan fasilitas kesehatan tingkat pertama atau Puskesmas. Warga mengeluhkan, sebagian besar mendapat jatah Puskesmas di luar kecamatan tempat tinggal mereka.

Nuryadi, warga Kecamatan Lasem mengungkapkan harus menuju Kecamatan Sarang untuk berobat. Jarak yang ditempuh mencapai 50 kilometer. Ia menganggap fasilitas KIS tersebut percuma, karena tak memberikan kemudahan untuk bisa berobat di Puskesmas terdekat.

“Saya kan orang Lasem, tapi dapat KIS berobatnya ke Sarang. Otomatis kan kejauhan. Dalam keadaan sakit, penanganan akan terlambat. Beda kalau di Lasem sendiri, cepat dan dekat, “ jelasnya kepada KBR, Sabtu (16/04).

Salah satu kepala desa di Kecamatan Lasem, Suyoto mengatakan dari seribuan lembar Kartu Indonesia Sehat, 40 % di antaranya salah data. Akhirnya, warga mengembalikan ke pihak desa untuk perbaikan data. Ia mengaku heran, kenapa pemerintah pusat bisa sampai salah memasukkan data.

“Sementara saya koordinasi, masalah itu bisa dibenahi secara kolektif. Tapi kalau memang warga membutuhkan segera, tetap pihak desa akan memberikan bantuan, untuk membenahi di kantor BPJS, “ ungkap Suyoto.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang, Ali Syofi’i mengatakan, agar kartu bisa digunakan, data harus direvisi ke kantor BPJS Kesehatan. Untuk itu, instansinya siap memfasilitasi.

Editor: Nurika Manan

  • KIS
  • kartu indonesia sehat
  • KIS Rembang
  • Salah Data KIS
  • rembang

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!