BERITA

Petani Bondowoso Keluhkan Rendahnya HPP Gabah

Petani Bondowoso Keluhkan Rendahnya HPP Gabah
ilustrasi (foto: Antara)

KBR, Bondowoso – Petani di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, menilai Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah yang baru tidak menguntungkan dan masih jauh dari harapan.

Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Bondowoso, Suprapto mengatakan, HPP yang ditetapkan pemerintah untuk gabah kering panen (GKP) sebesar Rp 3.700 dianggap belum mampu membuat petani sejahtera. Bahkan, saat ini banyak petani yang memilih menjual gabah ke pihak swasta dengan harga lebih tinggi daripada Bulog.

“Ke Bulog percuma, tidak tertolong nasib petani. Sekarang petani tidak jual ke Bulog yang dipercaya pemerintah. Lebih baik jual ke swasta yang harganya bisa Rp 3.900 sampai Rp 4.000 per kilo,” kata Suprapto saat ditemui KBR, Kamis (9/4/2015).

Dikatakan Suprapto, petani berharap pemerintah bisa membeli gabah kering panen seharga Rp 4.000/kg sementara untuk Gabah Kering Giling seharga Rp 5.000/kg. Menurutnya, jika HPP GKP bisa dibeli dengan harga yang sesuai, petani tidak akan ragu menjual gabah ke Bulog.

“Kalau sekarang petani lebih memilih ke tengkulak saja dulu karena harganya lebih tinggi. Apalagi biasanya mereka mendatangi langsung ke petani, jadi petani tidak perlu mengeluarkan ongkos angkut,” imbuhnya.

Sebelumnya pada 17 Maret lalu, Presiden Joko Widodo mengeluarkan Inpres No 5 Tahun 2015 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras. Dalam Inpres itu telah diatur HPP baru menggantikan HPP di Inpres tahun 2012.

Berdasarkan Inpres tersebut Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk gabah kering panen (GKP) diatur sebesar Rp 3.700 di petani dan Rp 3.750 di penggilingan. HPP gabah kering giling (GKG) sebesar Rp 4.600 di penggilingan dan Rp 4.650 di gudang Bulog. Sedangkan HPP beras mencapai Rp 7.300 per kilogram di gudang Bulog. 

Editor: Antonius Eko 

 

  • harga gabah
  • petani
  • Bondowoso

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!