BERITA

Indeks Kejujuran Jadi Pertimbangan PTN

"Indeks kejujuran sekolah yang dikeluarkan oleh Kemendikbud tahun ini, dalam melaksanakan UN akan menjadi pertimbangan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dalam menerima mahasiswa baru. "

Aisyah Khairunnisa

Ilustrasi Ujian Nasional (Foto: Antara)
Ilustrasi Ujian Nasional (Foto: Antara)

KBR, Jakarta– Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir mengatakan, indeks kejujuran sekolah yang dikeluarkan oleh Kemendikbud tahun ini, dalam melaksanakan UN akan menjadi pertimbangan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dalam menerima mahasiswa baru.

Menurut Nasir, sekolah yang indeks kecurangannya tinggi akan dimasukan dalam daftar hitam (black list) oleh PTN. Kata dia, meski siswa mendapat nilai UN yang baik tetapi kecurangan di sekolahnya tinggi, maka tetap tidak bisa masuk PTN.

“Nanti dikaitkan dengan kejujuran dan apa yang ada di Kemendikbud. Nanti setelah itu kalau memang kejujurannya rendah, nanti kami akan lakukan evaluasi, atau diblack list ke depan. Setelah itu kami ajukan lagi pada periode kedua tahun 2016,” ujarnya di Jakarta, Minggu (12/4).


Nasir menambahkan, tahun ini nilai UN juga akan menjadi pertimbangan dalam Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Sebelumnya Menteri Pendidikan Anies Baswedan menyebut, tahun ini tiap sekolah akan memiliki indeks integritas sekolah. Salah satu unsur penilainnya adalah kejujuran sekolah dalam melaksanakan UN. Jika sekolah sekolah mendapat indeks integritas 85, itu artinya sekolah tersebut memiliki indikasi kecurangan sebesar 15%. Indeks ini dilakukan kementerian lantaran setiap tahunnya ada saja guru dan siswa yang membuat bocoran jawaban UN. Bocoran ini, kata Anies adalah dampak dari penetapan UN sebagai satu-satunya syarat kelulusan. 

Editor: Dimas Rizky

  • Ujian nasional
  • SMA
  • pendidikan

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!