NUSANTARA

Pelaku Penembakan di Perbatasan Papua Nugini Menggunakan Moser

"KBR68H, Jayapura - Kodam Cenderawasih mengklaim pelaku penembakan di Wutung, perbatasan Papua dan Papua Nugini menggunakan senjata jenis Moser dan senjata rakitan."

katharina Lita

Pelaku Penembakan di Perbatasan Papua Nugini Menggunakan Moser
penembakan papua

KBR68H, Jayapura - Kodam Cenderawasih mengklaim pelaku penembakan di Wutung, perbatasan Papua dan Papua Nugini menggunakan senjata jenis Moser dan senjata rakitan. Ini dilihat dari jarak tembak dilokasi kejadian yang mengenai tembok dan kaca tower perbatasan sekitar 300 sampai 400 meter.

Aksi penembakan itu juga dipastikan tak akan mengganggu jalannya pemilu di tanah Papua. Panglima Kodam Cenderawasih, Christian Zebua mengatakan hingga saat ini situasi keseluruhan di Bumi Cenderawasih kondusif.

Walaupun wilayah di perbatasan Papua dan Papua Nugini masih disiagakan dua buah panser dan pergeseran sekitar 200-an anggota, pihaknya tetap menjamin aktivitas warga setempat berjalan normal dan tetap mengajak warga Papua untuk mencoblos pada pemilu legislative 9 April mendatang.

"Dan mungkin juga dalam rangka pemilu. Karena mereka kan menghembuskan informasi untuk golput, tidak memilih, memboikot pemilu tapi untunglah ini terjadi sebelum pemilu sehingga kita sudah mengatasi. Kondisi sekarang, sudah kondusif ya, prajurit kita sudah masuk posisi semua dan tidak aka nada lagi dia dan kita juga sudah kerjasama dengan tentara Papua Nugini," jelasnya.
 
Sementara Kepolisian Papua akan melibatkan Interpol dalam pengejaran pelaku penembakan itu. Ada dugaan pelaku tersebut masih berada di wilayah Negara Papua Nugini.

Kelompok yang melakukan penembakan berjumlah sekitar 20-40 orang dan merupakan warga negara Indonesia yang berseberangan dengan NKRI. Kelompok tersebut selama ini juga bermukim di Papua Nugini.

Editor: Pebriansyah Ariefana

  • penembakan papua

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!