KBR68H, Yogyakarta - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan material abu yang keluar dari Merapi disebabkan gempa tektonik jauh yang terjadi terjadi sejak Jumat pekan lalu. Gempa tersebut memengaruhi kondisi di perut Merapi. Meski begitu, Kepala BPPTKG Subandriyo menegaskan letusan yang terjadi pagi tadi bukan disebabkan pengaruh magma atau letusan magmatic. Menurut Subandriyo letusan pagi tadi sempat memicu hujan abu pukul pada 04.30 selama 15 menit ke arah ke-arah Sleman dan Magelang. Selain itu juga terpantau adanya guguran lava pijar sejauh 1 kilometer menuju arah Magelang, disertai suara bergemuruh
"Ini hal biasa, jadi yang berpengaruh terhadap aktivitas Merapi itu kalau terjadi tele tektonik atau gempa jauh bukan gelombang permukaan tetapi ketika sampai di Merapi amplitudonya besar. Itu salah satu yang memicu terjadi letusan freatik dan tentu saja kondisi Merapi yang pelepasan gasnya tinggi saat itu," jelasnya.
Subandriyo menegaskan status Merapi tidak akan dinaikkan karena kondisi gunung tersebut dalam keadaan normal. Namun dirinya mengimbau warga yang tinggal di lereng Merapi untuk tetap waspada. Sebelumnya; aktivitas vulkanik Gunung Merapi meningkat sesaat sekitar pukul 04.25 - 04.35 WIB, Minggu (20/4/2014). Akibatnya, kawasan lereng Merapi di Kabupaten Magelang, sempat dilanda hujan pasir dan abu.
Editor: Taufik Wijaya