NUSANTARA

Kota Malang, City of Heritage UNESCO

Kota Malang, City of Heritage UNESCO

KBR68H, Malang – Organsisasi Pendidikan dan Kebudayaan PBB (UNESCO) memasukkan Kota Malang, Jawa Timur dalam daftar kategori kota yang mempunyai warisan budaya dan sejarah atau City of Heritage. Menurut Ketua Yayasan Inggil, Dwi Cahyonou, Kota Malang harus menampilkan sisi warisan budaya untuk mempertahankan gelar tersebut. Untuk itu, sejak 18 April lalu, Pemerintah Kota Malang memasang puluhan foto yang menggambarkan Malang di masa lalu di papan besar di pusat Kota Malang. Ini juga merupakan rangkaian peringatan Hari Heritage sedunia. Puluhan Foto yang menggambarkan Malang di masa lalu terpasang di pusat Kota Malang untuk memperingati Hari Heritage se dunia yang jatuh pada 18 April lalu.

Foto itu menceritakan jalan dan gedung-gedung tempo dulu di Malang. Seperti papan foto yang dipasang di depan Gedung Plaza Sarinah yang dulu merupakan Gedung Concordia yang digunakan rapat pemuda (komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).

Ketua Yayasan Inggil, Dwi Cahyono mengatakan, Kota Malang masuk dalam kategori City of Haritage dari UNESCO. Kota Malang harus menampilkan sisi warisan budaya masa lalu untuk mempertahankan kategori itu. Papan foto yang terpasang di kawasan Kayutangan hingga Alun-alun besar Kota Malang itu juga sebagai bentuk perayaan 100 tahun Kota Malang.

“Pemasangan nama jalan dan itu kita ikutkan, mulai tanggal 18 april karena hari itu adalah hari heritage sedunia dan logo hari heritage sedunia itu dikirimkan, jadi Malang menjadi salah satu yang ditunjuk sebagai kota yang memperhatikan tentang heritage dan merayakannya,” kata Dwi yang juga pemerhati kebudayaan Malang ini, Sabtu (26/4)

Menurut Dwi, papan foto tersebut akan terus dipajang hingga perayaan 100 tahun Kota Malang usai digelar. Papan foto tersebut juga akan menjadi ornamen dalam Festival Malang Tempoe Doelo. Nantinya, festival tersebut menyediakan Selain Kota Malang, Banten dan Jogjakarta juga masuk dalam ketegori City Of Heritage. Kegiatan ini akan dicatat oleh Unesco dan hasilnya digunakan sebagai percontohan bagi Negara lain yang ingin melestarikan warisan budayanya. Papan Foto itu akan terus dipajang hingga perayaan 100 tahun Kota Malang usai digelar.

Papan foto itu juga sebagai ornament dalam festival Malang Tempo Doeloe (MTD), agenda tahunan yang diselenggarakan Yayasan Inggil dan Pemerintah Kota Malang dalam merayakan hari jadi nya. Biasanya MTD digelar di sepanjang kawasan Jalan Ijen, namun tahun ini MTD digelar sepanjang kawasan Kayutangan hingga Alun-alun besar Kota Malang. Kata Dwi, kawasan itu sebelumnya merupakan kawasan berkumpulnya orang-orang untuk melakukan berbagai aktifitas.

Di masa lalu gedung perkantoran dan pertokoan berjajar di kawasan KayuTangan itu. Dengan begitu pengunjung diharapkan dapat mengetahui, cerita kawasan tersebut di masa lalu. MTD tahun ini juga bersifat partisipatif dari warga Malang. Panitia menyediakan aneka panggung hiburan tradisional dan warga yang akan menunjukkan kebolehannya dalam hiburan tradisonal. Bahkan, mereka beraksi tanpa dibayar. Panggung yang disiapkan antara lain panggung ketoprak, keroncong, wayang, dan tari.

Dwi Cahyono menambahkan, selain Kota Malang, Banten dan Yogyakarta juga masuk dalam ketegori City Of Heritage. Kegiatan ini akan dicatat oleh Unesco dan hasilnya digunakan sebagai percontohan bagi negara lain yang ingin melestarikan warisan budayanya.

Editor: Damar Fery Ardiyan

red
  • Kota Malang
  • City of Heritage UNESCO

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!