NUSANTARA

Tim UP4B Sulit Tembus Daerah Kelaparan Papua

"Tim UP4B Sulit Tembus Daerah Kelaparan Papua"

Tim UP4B Sulit Tembus Daerah Kelaparan Papua
Kelaparan, Gizi buruk, Tambrauw, Papua Barat, UP4B

KBR68H, Jakarta - Pemerintah mengaku kesulitan menembus Distrik Kwor, Papua Barat untuk memberikan bantuan pangan dan obat-obatan.


Sebelumnya, Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) mencatat sekitar seratusan warga di sana meninggal karena gizi buruk dan sulitnya akses kesehatan.


Staf Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4), Agus Susanto mengatakan, pemerintah sudah mengirim tim untuk mencari data tentang informasi AMAN itu. Tim yang dikirim berasal dari Unit Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat (UP4B). Namun menurut Agus Susanto, tim sulit menembus wilayah Kwor karena daerah tersebut merupakan daerah terpencil.

“Teman-temen belum berhasil menerobos daerah, otomatis kita belum dapet informasi yang ter-update. Kalau kita mengandalkan informasi dari temen-temen AMAN, datanya masih belum bisa kepegang. Kita coba pegang dari UP4B, Unit Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat. Kemarin saya kontak teman-teman UP4B dari Sorong, tetapi masih belum bisa sampai ke titik itu. Tapi kami ragu dengan data ada 95 orang meninggal, karena melihat kondisi daerah itu tidak mudah mengakumulasi, jumlah penduduk yang meninggal sebanyak itu,” kata Agus Susanto kepada KBR68H.

Sebelumnya LSM Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) mengklaim korban gizi buruk dan kelaparan di Distrik Kwor, Kabupaten Tambrauworang Papua Barat bertambah menjadi 135 orang dari sebelumnya 95 orang.


Aktivis AMAN Patricia Miranda Wattimena mengatakan pemerintah daerah masih saja belum memberikan perhatian yang berarti hingga saat ini.


  • Kelaparan
  • Gizi buruk
  • Tambrauw
  • Papua Barat
  • UP4B

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!