NUSANTARA

Pemuda Aceh Deklarasikan Forum Bahtera Pemuda Adat

Pemuda Aceh Deklarasikan Forum Bahtera Pemuda Adat

Sejumlah ormas Kepemudaan di Aceh mendeklarasikan terbentuknya Forum Bahtera Pemuda Adat yang akan bergerak di bidang kajian, dan sosialisasi nilai-nilai adat Aceh. Deklarasi itu dilakukan dalam acara dialog pemuda adat yang dilaksanakan Majelis Adat Aceh (MAA).

Ketua bidang Pemuda dan Kaderisasi MAA, Mulyadi Nurdin mengatakan, dialog pemuda dilakukan dalam rangka menyatukan persepsi pemuda Aceh dalam menghadapi berbagai persoalan adat di tengah masyarakat.

“Selama ini adat terkesan hanya dimiliki oleh orang yang sudah tua, sedangkan anak muda jarang dilibatkan, padahal sebuah bangsa harus selalu berpijak pada nilai adat dan budaya sendiri,” ujar Mulyadi  Nurdin.

Sementara, Ketua MAA Aceh Badruzzaman Ismail menegaskan pentingnya aktualisasi nilai-nilai adat di tengah masyarakat, dengan cara modifikasi supaya dapat diterima oleh semua kalangan. Ia juga menyayangkan pudarnya nilai-nilai adat di kalangan generasi muda, sehingga remaja Aceh tidak lagi  bangga dengan adat dan budayanya sendiri.

“Orang di luar Aceh sangat menghargai budaya Aceh, sedangkan di Aceh sendiri budaya dan adat sudah ditinggalkan terutama oleh anak muda, padahal kemajuan bangsa seperti Jepang disebabkan mereka terus berpegang pada nilai budaya sendiri,” jelas Badruzzaman Ismail.

Sementera itu ketua KNPI Aceh Ihsanuddin MZ menyebutkan banyaknya generasi muda Aceh yang malu dengan identitas keacehannya, sehingga banyak yang tidak berani berbahasa Aceh.

Ihsanuddin menyatakan mendukung dibentuknya Forum Bahtera Pemuda Adat yang akan menyatukan ormas kepemudaan dalam bidang adat, malah ia menyarankan dibentuknya divisi adat di dalam semua ormas kepemudaan di Aceh.

Sumber: Kantor Berita Radio Antero

  • adat aceh
  • pemuda
  • bahasa

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!