NUSANTARA

Dieng Simpan Puluhan Titik Sebaran Gas Beracun

"Dataran Tinggi Dieng Banjarnegara Jawa Tengah memiliki belasan lokasi yang berpotensi menghembuskan gas beracun. Gas itu berasal dari kantong magma di bawah permukaan tanah. Namun, hanya 17 titik yang berpotensi menghembuskan gas beracun jenis CO2 di ata"

Steve Saputra

Dieng Simpan Puluhan Titik Sebaran Gas Beracun
gas beracun, kawah timbang, dieng

KBR68H, Banjarnegara – Dataran Tinggi Dieng Banjarnegara Jawa Tengah memiliki belasan lokasi yang berpotensi menghembuskan gas beracun. Gas itu berasal  dari kantong magma di bawah permukaan tanah. Namun, hanya 17 titik yang berpotensi menghembuskan gas beracun jenis CO2 di atas batas ambang normal.

Ketua Tim Tanggap Darurat Gunung Dieng Umar Rohadi, mengatakan, ke 17  titik ini tersebar hampir merata di seluruh Dataran Tinggi Dieng. Konsentrasi gas beracun bukan hanya berasal dari kawah, tetapi juga dari manifestasi vulkanik berupa fumarola, mata air, kolam lumpur ataupun retakan tanah.

“Kalau kita melihat dari sebaran kawah Dieng yang begitu banyak, dia mempunyai kantong magma yang paling dalam itu besar sekali. Dia mencapai permukaan disebarkan melalui kantong-kantong kecil. Kalau kita melihat peta sebaran di Dieng ini, semua ada dan pernah di atas ambang batas. Dan kalau kita melihat langsung ke kawahnya sendiri, itu semua di atas ambang batas. Di pusat kawahnya ya,” kata Umar Rohadi.

Ketua Tim Tanggap Darurat Gunung Dieng Umar Rohadi menambahkan, pelepasan gas beracun di Dieng khususnya Kawah Timbang cenderung didahului dengan aktivitas kegempaan yang cukup kuat. Semakin besar kekuatan gempa, maka semakin lebar rekahan yang dihasilkan. Dari lebar rekahan tanah inilah konsentrasi gas beracun dapat menghembus keluar ke permukaan tanah.

  • gas beracun
  • kawah timbang
  • dieng

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!