NUSANTARA

Persenjataan TPNPB Pimpinan Egianus Kogeya Sedang Diselidiki

"Kelompok Egianus Kogeya memiliki dua senjata pelontar granat. Senjata inilah yang diduga digunakan saat menyerang pos TNI akhir pekan lalu."

Persenjataan milik TPNPB pimpinan Egianus Kogeya
Pangdam Cenderawasih Teguh Muji Angkasa, ketika melepas Satgas Kopasgat di Baseops Lanud silas Papare, Sentani, Selasa, (15/2). Dok. Pangdam Cenderawasih

KBR, Jayapura- Kodam XVII Cenderawasih sedang menyelidiki persenjataan yang dimiliki Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) wilayah Nduga, Papua, pimpinan Egianus Kogeya.

Panglima Kodam (Pangdam) XVII/Cenderawasih, Teguh Muji Angkasa mengatakan proses penyelidikan masih berlangsung. Salah satu tujuannya untuk memastikan jenis senjata yang digunakan TPNPB saat menyerang pos TNI di Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga pada Sabtu, 26 Maret 2022.

Penyerangan tersebut menyebabkan dua prajurit TNI Angkatan Laut tewas, dan delapan lainnya terluka. Korban tewas, yakni Komandan Peleton Muhammad Iqbal dan anak buahnya Wilson Anderson Here.

"Senjata masih kita dalami lagi. Seperti apa sebetulnya. Fakta-faktanya seperti apa. Saat ini kita masih lakukan pendalaman untuk melihat secara riil sebetulnya apa yang terjadi di sana," kata Teguh Muji Angkasa, Rabu, (30/3/2022).

Dua Pelontar Granat

Sementara itu, Direktorat Reserse dan Kriminal Umum Polda Papua memperkirakan kelompok Egianus Kogeya memiliki dua senjata pelontar granat. Senjata inilah yang diduga digunakan saat menyerang pos TNI akhir pekan lalu.

Kelompok ini juga memiliki sepucuk minimi. Senjata otomatis buatan Belgia yang bisa memuntahkan ribuan peluru saat ditembakkan.

Direktur Reserse dan Kriminal Umum Polda Papua, Faisal Ramdani mengatakan senjata minimi terlihat digunakan kelompok Egianus Kogeya saat mengadang rombongan TNI di Danau Habema pada 23 Agustus 2022.

Pengadangan dan penyerangan itu menyebabkan dua prajurit TNI tewas. Polda Papua menyatakan, senjata pelontar granat dan minimi yang kini dimiliki kelompok Egianus merupakan rampasan dari aparat keamanan beberapa tahun lalu.

"Kalau tidak salah, mereka juga punya 11 pucuk senjata laras panjang dan enam pucuk senjata laras pendek," kata Faisal Ramdani.

Kelompok Egianus Kogeya

Kelompok Egianus Kogeya, mulai eksis di wilayah Kabupaten Nduga pada 2018. Di akhir tahun itu, kelompok ini membunuh belasan pekerja jalan dan jembatan trans di sana. Pascaperistiwa tersebut, kelompok Egianus terus menyerang aparat keamanan di wilayah tersebut.

Aparat keamanan tak tinggal diam, penambahan pasukan terus dilakukan ke Nduga untuk menangkap kelompok Egianus Kogeya.

Konflik bersenjata antara aparat keamanan dan TPNPB pimpinan Egianua Kogeya sejak akhir 2018 hingga kini, memaksa belasan ribu warga Nduga mengungsi ke kabupaten yang dianggap aman.

Egianus Kogeya merupakan putra salah satu tokoh Organisasi Papua Mardeka (OPM) di wilayah pegunungan tengah Papua, almarhum Silas Kogeya.

Egianus Kogeya dulunya berafiliasi dengan TPNPB pimpinan Goliat Tabuni di Kabupaten Puncak Jaya. Kemudian, pemuda berusia 23 tahun itu ditunjuk menjadi panglima Kodap III TPNPB-OPM wilayah Ndugama.

Baca juga:

Editor: Sindu

  • Kodam XVII Cenderawasih
  • TNI
  • Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat
  • TPNPB
  • Polda Papua
  • Persenjataan TPNPB
  • Kabupaten Nduga
  • Papua
  • konflik Papua

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!