NUSANTARA

Harga Telur Naik, Peternak di Jombang Masih Merugi

"Sebab, kenaikan harga telur juga dibarengi mahalnya harga pakan pabrikan..."

Muji Lestari

Harga telur naik menjelang ramadan
Seorang pekerja sedang mengambili telur di peternakan ayam petelur milik Eko Murdianto di Desa Mojotengah, Bareng, Jombang, Senin (28/3). Foto: KBR/Muji Lestari

KBR, Jombang- Harga telur di Jombang, Jawa Timur merangkak naik menjelang Ramadan. Kenaikan itu terjadi sejak 2 pekan terakhir. Di tingkat peternak, saat ini harganya berkisar Rp20.500 hingga Rp21.000 per kilogram. Sebelumnya sekitar Rp18 ribu hingga Rp19 ribu per kilogram.

Namun, meski harga telur naik, kondisi ini tak memengaruhi penghasilan peternak. Bahkan, mereka mengaku masih mengalami kerugian. Sebab, kenaikan harga telur juga dibarengi mahalnya harga pakan pabrikan, yakni sekira Rp500 per kilogram.

Padahal, menurut salah satu peternak ayam petelur asal Desa Mojotengah, Kecamatan Bareng, Eko Murdianto, kebutuhan pakan untuk sekitar seribu ekor ayam mencapai 120 kilogram per hari. Dari jumlah itu, akan menghasilkan 50 kilogram telur setiap hari.

"Faktor kenaikan mungkin dari permintaan menjelang Ramadan, di sisi lain yang dominan karena faktor pakan ada kenaikan tajam, tadinya per kilo Rp 6.500 sekarang Rp7 ribu untuk pakan pabrikan. Ini otomatis, kalau pakan naik biaya produksi naik, HPP (harga pokok penjualan) juga naik, itu yang perlu digarisbawahi. Kalau tidak dinaikkan peternak bisa merugi seperti 2 bulan lalu," ujar Eko, Senin (28/3/2022).

Baca juga:

Eko menjelaskan, agar untung, idealnya harga pokok penjualan di tingkat peternak paling rendah Rp22 ribu per kilogram. Jika di bawah itu maka peternak berpotensi merugi.

"Untuk biaya produksi harga pakan Rp6.500 kemarin, HPP-nya Rp20.500-20.700. Sekarang naik jadi Rp7 ribu per kilogram, maka normalnya harga telur ini harus Rp22 ribu. Di bawah itu berat, apalagi kondisi sekarang," tandasnya.

Eko mengaku tidak mengetahui pasti apa penyebab naiknya harga pakan ayam. Hanya saja menurut sejumlah sumber yang dia terima, salah satu faktornya ialah dampak dari invasi Rusia ke Ukraina yang menyebabkan sebagian sektor ekonomi dan transportasi baik laut maupun udara di dunia jadi terganggu.

Pria yang sudah menggeluti usaha ternak ayam petelur selama 13 tahun ini juga tidak memiliki pilihan untuk menyiasati mahalnya harga pakan.

"Alternatif pakan saya pernah diajarkan campur sendiri. Tapi, kendala bahan baku, seperti tepung tulang ayam, bungkil kedelai, semua impor juga baik malah lebih mahal," bebernya.

"Jagung juga seminggu ini hilang dari peredaran. Awalnya harganya Rp4.700-Rp5.000 ribu sekarang bakul minta Rp5.600 per kilogram, jadi sama saja mahal," pungkasnya.

Editor: Sindu

  • Harga telur naik
  • Harga Telur Ayam
  • Peternak Ayam Petelur
  • Harga Pakan Ayam
  • Peternak Ayam Petelur Jombang

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!