BERITA

Hama Wereng Serang Trenggalek, Belasan Hektar Padi Gagal Panen

" Hasil panen anjlok hingga 75 persen dari produksi masa panen sebelumnya, bahkan beberapa diantaranya gagal panen. "

Adhar Muttaqin

Hama Wereng Serang Trenggalek, Belasan Hektar Padi Gagal Panen
Seorang petani membabati tanaman padi yang diserang hama wereng di Desa Wonoanti, Trenggalek, Jawa Timur, Jumat (24/3/2017). (Foto: Adhar Muttaqin/KBR)


KBR, Trenggalek - Belasan haktar lahan tanaman padi petani di Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek rusak akibat serangan hama wereng coklat.

Hasil panen anjlok hingga 75 persen dari produksi masa panen sebelumnya, bahkan beberapa diantaranya gagal panen.


Salah seorang petani dari Desa Wonoanti, Kirom mengatakan hama wereng tersebut menyerang tanaman padinya sejak masih berumur kurang dari dua bulan. Kerusakan yang ditimbulkan cukup signifikan.


Saat ini ia terpaksa membabati seluruh tanaman padinya untuk pakan sapi.


"Karena diserang wereng ya rencana cuma mau dipakai untuk pakan sapi. Ini sudah tujuh kali dikasih obat, tetap tidak mempan. Yang rusak seperti ini banyak sekali, terlebih jenis hibrida," katanya.  


Kirom mengatakan serangan hama wereng coklat di wilayah Kecamatan Gandusari tahun ini cukup masif. Hampir seluruh area persawahan di Desa Melis, Karanganyar, Widoro, Gandusari hingga Wonoanti tidak luput dari hama wereng.


Untuk menyelamatkan tanaman padinya, para petani terus melakukan penyemprotan cairan pembasmi hama, bahkan pengobatan dilakukan dua hari sekali.


Dalam satu kali pengobatan rata-rata membutuhkan biaya antara Rp40 ribu hingga Rp100 ribu, tergantung jenis obat yang digunakan.


Akibat wabah hama wereng ini sawah seluas satu haktare yang biasanya mampu menghasilkan lima ton gabah, saat ini turun hingga hanya satu ton per hektare. Bahkan beberapa petani harus gigit jari karena gagal panen.


Baca juga:


Editor: Agus Luqman 

  • hama wereng
  • trenggalek
  • jawa timur
  • Gagal panen

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!