BERITA

Wabah DB, PMI Jamin Stok Darah Banyumas dan Cilacap Aman

"PMI lakukan kegiatan donor darah dua kali sehari. "

Muhamad Ridlo Susanto

Wabah DB, PMI Jamin Stok Darah Banyumas dan Cilacap Aman

KBR, Cilacap – Palang Merah Indonesia (PMI) menjamin stok darah di Kabupaten Banyumas dan Cilacap, Jawa Tengah aman. Saat ini di dua kabupaten tersebut terjadi peningkatan kebutuhan transfusi darah menyusul wabah demam berdarah. 

 

Kepala Markas PMI Cilacap, Andi Susilo menjelaskan, penambahan jumlah stok darah dilakukan dengan melakukan kegiatan donor darah setiap hari. Dalam sehari, bisa diadakan sampai dua kali kegiatan donor darah. Kebutuhan rata-rata harian di Kabupaten Cilacap adalah 50 kantong darah.

 

"Animo masyarakat atau kesadaran masyrakat untuk mendonorkan darah sudah cukup tinggi, cukup lumayan. Untuk stok hari ini sekitar 671 kantong darah, total dari A,B, O, dan AB. Jadi saya pikir untuk beberapa hari ke depan cukup aman. Dan kita juga setiap hari, bahkan sehari bisa dua kali mengadakan (donor darah)."

 

Sementara, petugas PMI Banyumas, Ahmad Sakir mengatakan terjadi peningkatan kebutuhan darah akibat wabah DB. Kebutuhan rata-rata di Banyumas antara 140 hingga 155 kantong darah naik menjadi  sekira 160-an kantong darah per hari. Namun ia menjamin, stok darah di Banyumas aman.

 

Dia menambahkan, PMI Banyumas mendorong donor dari golongan darah AB karena jumlah golongan darah ini minim. Kata dia, pasien golongan darah AB hanya bisa menerima tranfusi dari golongan darah yang sama.


Kabupaten Banyumas mengalami KLB demam berdarah sejak 4 Februari 2016. Delapan orang tercatat meninggal dunia sejak Januari lalu. Jumlah penderita DB di Kabupaten Banyumas dan Cilacap, naik signifikan menyusul puncak musim penghujan mulai Januari lalu. 


Editor: Citra Dyah Prastuti 

  • wabah demam berdarah
  • palang merah Indonesia

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!