KBR, Bandung- Organisasi konservasi, penelitian dan restorasi
lingkungan dunia, WWF, meluncurkan laboratorium edukasi air untuk umum pertama
kalinya di Indonesia. Peluncuran laboratorium edukasi air ini, bertujuan
sebagai sarana belajar bagi pelajar dan masyarakat tentang air, serta isu-isu
yang mendukung keberadaan air itu sendiri. Peluncuran ini juga bertepatan
dengan peringatan Hari Air Sedunia.
Menurut Direktur Marketing WWF Indonesia, Devy Suradji, selain pembelajaran
terhadap pelajar dan masyarakat, nantinya keberadaan laboratorium ini dapat
digunakan sebagai tempat pengecekan kualitas air dari berbagai daerah.
"Ternyata air di rumah aku basa loh nanti aku bilang sama mamahku. Atau si
ibunya datang ke sini ngetes air, oh ternyata kualitas di rumah saya asam.
Pantas saja perabotan di rumah cepat rusak. Nah hal seperti ini yang kita
tambahkan saat mereka ke sini, juga tambahan edukasinya," ujarnya kepada
KBR, Selasa (22/3).
Devy Suradji mengatakan, untuk melayani pelajar dan masyarakat yang akan melakukan
pengecekan
kualitas air yang dibawanya, maka sejumlah ahli konservasi akan menjelaskan
kondisi air di pemukiman dengan yang ada di alam. Dia menambahkan dengan
mengetahui kualitas air yang digunakan oleh
masyarakat, maka akan memperluas pengetahuan tentang pentingya menjaga ketersediaan
air yang layak dikonsumsi.
WWF Indonesia menyatakan kebutuhan manusia terhadap air kini mulai terancam,
akibat pengembangan pembangunan di sekitar hutan yang tidak memperhatikan
kawasan tangkapan air.
Hal ini memicu terjadinya erosi, sedimentasi dan pencemaran.
Editor: Dimas Rizky