BERITA

BPBD Riau Kesulitan Jangkau Lokasi Kebakaran

"Saat ini pemadaman dilakukan dengan dibantu beberapa pihak seperti perusahaan, Polri dan komponen masyarakat."

Wydia Angga

BPBD Riau Kesulitan Jangkau Lokasi Kebakaran
Petugas Pemadam Kebakaran berusaha memadamkan api yang membakar lahan gambut di Desa Mempura, Kabupaten Siak, Riau, Jumat (4/3). Antara Foto

KBR, Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau mengaku masih menghadapi kendala memadamkan kebakaran yang terjadi di Dumai dan Bengkalis, Provinsi Riau saat ini. Kepala BPBD Riau, Edwar Sanger menyebutkan beberapa kendala yang dimaksudnya diantaranya lokasi kebakaran yang sulit dijangkau, terbatasnya peralatan dan sumber air, serta kencangnya angin yang makin memperparah upaya pemadaman.

Menurut Edwar, saat ini pemadaman dilakukan dengan dibantu beberapa pihak seperti perusahaan, Polri dan komponen masyarakat. Meski begitu, kata dia, pemerintah provinsi belum menetapkan status tanggap darurat di Provinsi Riau.

 

"Jadi jangan kita seperti tahun lalu, tahun yang lalu kan kita terlambat itu, terlambat kita melakukan siaga daruratnya sehingga sudah terjadi dimana-mana. Tahun ini, atas instruksi Pak Gubernur kita harus segera mengantisipasi ini makanya tindakan preventif yang kita lakukan ya kita kalau memang harus siaga darurat ya kita tetapkan nanti bersama seluruh komponen yang ada" kata Edwar kepada KBR, Minggu (6/3/2016)


Edwar menambahkan, pihaknya belum melakukan pendataan besaran area yang terbakar. Ia masih fokus kepada upaya pemadaman terlebih dahulu dalam beberapa waktu ke depan.


"Ada perkebunan, ada masyarakat, ada yang memang hutan tertinggal, dan cagar biosfer. Macam-macam. (Ada konsesi perusahaan juga?) Ada juga," pungkas Erwar.

Editor : Sasmito Madrim 

  • kebakaran hutan dan lahan
  • kebakaran hutan riau
  • BPBD Riau
  • Edwar Sanger

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!