BERITA

Jelang Nyepi, Ratusan Pedagang Sanggah Cerucuk Raup Untung

"Bisa menjual 100-150 buah tempat menaruh sesajen. "

Sesajen Nyepi
Sanggah cerucuk sebagai tempat sesajen umah hindu, nampak berjejer di Pasar Karang Jasi Kota Mataram. (foto: Turmuzi)

KBR, Mataram – Perayaan Nyepi menjadi berkah bagi pedagang di Pasar Karang Jasi, Mataram,  Nusa Tenggara Barat (NTB). Pasalnya, jelang perayaan Nyepi, penjualan sanggah cerucuk atau tempat menaruh sesajen untuk sembahyang cepat ludes terjual. 

Umat Hindu yang merayakan Nyepi membeli sanggah cerucuk untuk persiapan Hari Nyepi pada Sabtu (21/3) lusa. 

Salah satu pedagang di pasar Jasi, Made Kraste mengaku, jelang beberapa hari pelaksanaan Nyepi, penganut Hindu ramai membeli sanggah cerucuk di kiosnya. Selain itu, bahan sesajen juga laris terjual. 

Ia mengaku, dalam sehari penjualan sanggah cerucuk bisa mencapai 100 hingga 150 buah dengan harga yang bervariasi.

“Kalau sanggah cerucuk yang masih kosong dan tidak ada hiasan dan bunga, harganya cuma Rp15 ribu, sementara kalau sudah ditaruhkan hiasan berupa bunga, harga bisa 35 sampai Rp40 ribu,” ujar Made Kraste kepada Portalkbr, Kamis (19/3). 

Sementara, pedagag lainnya, Nyoman Sumitre mengatakan, penganut Hindu yang datang membeli sanggah cerucuk dan bahan sesajen tidak hanya berasal dari Mataram saja tapi juga datang dari Kabupaten Lombok Barat. Mereka, kata dia, membeli  beragam jenis paket sanggah cerucuk yang ditawarkan. 

“Kalau sesajen yang siap pakai, satu paketnya kita jual delapan ribu, yang di dalamnya berisi telur mentah satu, pisang, bawang putih dan satu butir kelapa tua sebesar genggaman tangan yang sudah dikupas,” ujarnya. 

Perayaan Nyepi yang membuat untung pedagang juga menjadi  harapan salah seorang umat Hindu di Seganteng, Nengah Swastika. Ia berharap perayaan Nyepi kali ini bisa membawa keberkahan yang lebih besar baginya bersama keluarga. 

“Menghilangkan setan-setan yang menggoda itu, kalau orang Bali dibilang ‘kale’, kalau bahasa indonesia, setan iblis supaya hilang, harapannya bersih dari dosa, supaya kita lancar berusaha gitu,” kata Swastika di Mataram. 

Editor: Anto Sidharta 

  • Nyepi
  • cecuruk
  • sesajen

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!