BERITA

Distribusi Tidak Merata, Subsidi Pupuk Tidak Dinikmati Petani

"Petani yang tinggal di puncak pegunungan mengeluh. Selain jauh, mereka juga harus menanggung tambahan biaya pengangkutan pupuk."

Musyafa

Ilustrasi: Pupuk Bersubsidi. Foto: Antara
Petani yang tinggal di puncak pegunungan mengeluh. Selain jauh, mereka juga harus menanggung tambahan biaya pengangkutan pupuk.

KBR, Rembang – Pemerintah Kabupaten Rembang, Jawa Tengah meminta kepada distributor pupuk, untuk melakukan pemerataan pengecer hingga ke pelosok pedesaan. Abdullah Zawawi, dari Komisi Pengawas Pupuk Dan Pestisida (KP 3) Pemkab Rembang mencontohkan di kecamatan Sluke, hanya ada tiga pengecer, itupun terpusat di pasar. Petani yang tinggal di puncak pegunungan mengeluh. Selain jauh, mereka juga harus menanggung tambahan biaya pengangkutan. 

“Setiap desa belum ada pengecer pupuk. Kalau ada kan bisa mendekatkan dengan kelompok tani. Di kecamatan Sluke misalnya, hanya tiga pengecer, semua berkumpul di pasar. Coba bayangkan kalau warga desa Labuhan Kidul, Bendho, mereka harus ngojek dulu, baru naik angkutan. Sangking mahalnya ongkos pengangkutan, sehingga subsidi habis, “ ungkapnya,( Sabtu, 21/03). 

Terkait stok pupuk, Abdullah Zawawi memastikan jumlahnya cukup. Dari kuota 21 ribu ton, sampai dengan akhir bulan Februari, baru terserap hampir 2 ribu ton. Yang menjadi fokus penanganan adalah penataan jalur distribusi, agar petani lebih mudah mendapatkan pupuk bersubsidi.

Editor: Malika 

  • pupuk bersubsidi
  • Kabupaten Rembang
  • Komisi Pengawas Pupuk

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!