BERITA

Di Desa Pelosok Ini Pelayanan Kependudukan Hanya 5 Menit

"Punya layanan kependudukan berbasis IT."

Muhamad Ridlo

Website Desa Dermaji (Foto: Muhamad Ridlo)
Website Desa Dermaji (Foto: Muhamad Ridlo)

KBR, Banyumas  – Kendati berada di daerah pelosok, Desa Dermaji di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mampu menepis kesan kuno dan “ndeso” yang identik dengan lamban. 

Desa ini mampu melayani administrasi kependudukan dalam waktu kurang dari lima menit. Pasalnya, desa yang terletak paling ujung barat Banyumas ini sudah mempraktikkan pelayanan publik berbasis informasi teknologi atau IT. 

Kepala Desa Dermaji, Bayu Setyo Nugroho mengatakan, letak Desa Dermaji yang berada di wilayah berbukit dan sulit diakses justru mendorong agar pemerintahan desa mampu memberikan layanan prima kepada masyarakat. 

“Ketika kita menggunakan teknologi informasi untuk kegiatan pemerintahan desa maka alangkah baiknya. Karena disana cara kerja kita akan lebih efisien, efektif. Data yang ada bisa disimpan dengan baik, dipanggil dengan cepat dan datanya setiap hari real time bisa akurat,” jelas Bayu Setyo Nugroho kepada Portalkbr, Kamis (19/3). 

Penggunaan teknologi ini, kata dia, mempercepat dan mempermudah pelayanan kependudukan. 

“Ya kita sekarang sudah punya metode pelayanan dimana kita ada basis data kependudukan yang disimpan di komputer kita dan kita hanya memanggil NIK maka pelayanan bisa dilakukan dalam waktu kurang dari lima menit,” jelas Bayu. 

Saat ini Desa Dermaji sudah memiliki website resmi desa dengan alamat dermaji.desa.id. Di portal desa ini masyarakat di luar Desa Dermaji bisa mengetahui perkembangan mutakhir, potensi desa, wisata desa dan produk Desa Dermaji. Bayu Setyo menambahkan pemerintah desa juga memanfaatkan media sosial seperti Facebook dan Twitter untuk menjaring aspirasi dari masyarakat. 

Editor: Anto Sidharta 

  • informasi teknologi
  • Banyumas
  • Desa Dermaji

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!