NUSANTARA

Pilkada Sumut, Gusman Ngaku Kalah

Pilkada Sumut, Gusman Ngaku Kalah

KBR68H, Medan- Gus Irawan Pasaribu mengakui kekalahan dalam pemilihan Kepala Daerah Sumatera Utara. Melalui hitung cepat, Pasangan Gus Irawan Pasaribu-Soekirman hanya memperoleh suara 19,85 persen

"Saya Kalah",ujarnya.

Gus irawan menyatakan terimakasih pada para pendukung dan tim suksesnya. 

"Kepada kawan-kawan yang berupaya maksimal dan harus lapang dada untuk menerima hasil dan telah final" ujarnya.

Pasangan Gatot Pujo Nugroho-Tengku Erry Nuradi menang pemilihan gubernur dan wakil gubernur Sumatera Utara yang digelar hari ini. Pasangan nomor urut 5 itu unggul dalam hitung cepat (quick count).

Quick count yang dilakukan Lingkaran Survei Indoneisa (LSI) menyebutkan, dari 90.29 persen data yang masuk, pasangan Gatot-Teuku yang diusung oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hanura, dan sejumlah partai lain itu unggul dengan perolehan suara 33,15 persen.

Sementara kandidat nomor urut 1 Gus Irawan Pasaribu-Soekirman memperoleh suara 19,85 persen, pasangan Effendi Simbolon-Djumiran Abdi 25,90 persen, pasangan nomor urut 3 Chairuman Harahap-Fadly Nurzal 8.70 persen, dan pasangan nomor urut 4 Amri Tambunan-Rustam Effendi (RE) Nainggolan memperoleh 12,41 persen. Dipastikan hasil hitung cepat tidak akan berubah karena data yang masuk ke tabulasi suara LSI sudah tinggal 0,15 persen.

Pasangan Gus Irawan Pasaribu-Soekirman diusung oleh Partai Gerinda, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Buruh, Partai Barisan Nasional, Partai Merdeka, dan beberapa partai lain. Nomor urut 2, Effendi Simbolon-Djumiran Abdi diusung PDI-Perjuang, Partai Damai Sejahtera (PDS), dan Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN).

Sumber: http://www.starberita.com/index.php?option=com_content&view=article&id=91382:-gusman-saya-ngaku-kalah-&catid=37:medan&Itemid=457

  • pilkada sumut
  • gus irawan pasaribu

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!